get app
inews
Aa Text
Read Next : 3 Jalur alternatif Banyuwangi- Bondowoso Rekomendasi Baru, Hemat Waktu dan Bikin Liburan Makin Seru!

Bersuara Merdu, Kakek Penyandang Tunanetra di Banyuwangi Jadi Muazin Masjid

Sabtu, 20 Maret 2021 - 17:40:00 WIB
Bersuara Merdu, Kakek Penyandang Tunanetra di Banyuwangi Jadi Muazin Masjid
Ahmad Basri (61), muazin penyandang tunanetra saat ditemui di rumahnya Dusun Purworejo, Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi, Jatim, Sabtu (20/3/2021). (Foto: iNews/Eris Utomo)

BANYUWANGI, iNews.id – Kakek penyandang tunanetra di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menjadi muazin di sebuah masjid karena suaranya yang merdu. Ahmad Basri (61), membuktikan keterbatasan fisik bukanlah penghalang bagi seseorang untuk melakukan hal bermanfaat bagi banyak orang.

Warga Dusun Purworejo, Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo ini menjalankan tugasnya sebagai muazin dengan hati tulus tanpa mengharapkan pamrih. Karena Ahmad Basri mengalami kebutaan pada kedua matanya, sang istri selalu setia mengantarkan ke masjid.

Warga setempat selama ini mengenal Ahmad Basri yang akrab dipanggil Pak Mad karena suaranya yang lantang dan merdu. Kemampuannya itu pula yang membuat dia ditunjuk sebagai muazin di Masjid Baitul Muttaqin, Desa Kalipait. Dalam 10 tahun terakhir, Ahmad Basri bertugas menggemakan azan, memanggil jemaah untuk salat lima waktu.

Ahmad Basri mengisahkan, saat lahir, kondisinya normal dan tidak cacat seperti saat ini. Namun, indra penglihatan pekerja buruh tani ini mulai tidak berfungsi sejak tahun 2010 lantaran penyakit glaukoma yang dideritanya.

“Beberapa jenis pengobatan mulai dari tradisional hingga medis sudah saya coba, termasuk ke rumah sakit di Surabaya. Tapi, tidak ada yang berhasil mengembalikan indra penglihatan saya,” kata Ahmad Basri.

Namun, bagi Ahmad Basri, keterbatasan fisik bukan menjadi kendala untuk menjalankan ibadah. Meski tidak dapat melihat, keimanannya kepada Allah tetap menjadi yang utama. Lantaran penyakitnya itu semakin parah, Ahmad Basri memutuskan untuk menjadi muazin di masjid yang berjarak sekitar 400 meter dari rumahnya.

Keputusan Ahmad Basri mendapat dukungan dari keluarganya agar tetap kuat dan bertahan, terutama sang istri Siti Halimah (55). Dia merupakan sosok yang selalu mendukung dan memberi semangat meski suaminya hanya menjadi muazin di Masjid Baitul Muttaqin.

Untuk melaksanakan tugas sebagai tukang azan di masjid selama lima waktu tersebut, Pak Mad diantar istrinya. Sang istri menuntun Ahmad Basri menggunakan sepeda.

Ahmad Basri mengatakan, dirinya belajar mengumandangkan azan sejak kecil, saat menimba ilmu di Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, Jawa Timur. Dia diajari langsung oleh sang pengasuh ponpes.

“Berbekal ilmu yang saya dapat dari Pondok Pesantren di Blokagung itu, saya mulai mengembangkan kemampuannya menjadi muazin. Saya pun tak menyangka ini jadi sangat berharga bagi hidup saya,” kata Ahmad Basri.

Banyak jemaah yang terkesima dengan suara azan yang dikumandangkan Ahmad Basri. Suaranya itu pula yang menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi jemaah salat berjemaah di masjid dekat dengan Taman Nasional Alas Purwo tersebut.

Menurut takmir masjid, sebagai muazin, Pak Mad tak pernah meninggalkan tugasnya dalam salat lima waktu, kecuali bila mengalami sakit. Bahkan, kesehariannya banyak dihabiskan di masjid.

“Kami bersama perangkat desa juga pernah berupaya membawanya ke rumah sakit untuk pengobatan, dengan biaya masjid. Namun, penyakitnya tidak bisa disembuhkan dengan operasi,” kata takmir masjid, Abal Mustofa.

Dengan kondisi penglihatan yang hilangnya tersebut, Pak Mad ingin istiqamah di masjid. Sementara untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Siti Halimah yang harus banting tulang bekerja sebagai buruh tani, dibantu oleh ketiga anaknya.

Editor: Maria Christina

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut