Belalang Sambel di Mojokerto Diburu Pencinta Kuliner, Ini Manfaatnya Bagi Tubuh
MOJOKERTO, iNews.id - Belalang atau caelifera ternyata bisa menjadi santapan lezat. Kandungan protein tinggi dan rasanya yang nikmat menjadikan serangga herbivora ini kerap diburu para pencinta kuliner.
Warung lesehan di milik Fatmawati di Desa Suru, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, salah satunya. Saban hari, Para pecinta kuliner dari berbagai daerah seperti Gresik, Lamongan, Sidoarjo dan Surabaya datang untuk menikmati sajian menu belalang ini.
Di warung ini, belalang diolah menjadi menu sambelan, layaknya lele penyet. Belalang yang telah digoreng, dicampur dengan sambel dalam cobek dan dipadukan dengan nasi jagung lembut. Harganya juga relatif murah, hanya Rp45.000 tiap satu cobek belalang. Porsi ini sudah cukup disantap untuk dua orang.
Fatmawati mengaku, sebenarnya sudah sejak empat tahun lalu menyediakan menu belalang goreng di rumahnya. Hanya saja ditahun ketiga selama berjualan, tepatnya di tahun 2019 banyak pelanggannya yang menginginkan inovasi sajian dengan sambelan.
"Memang dari awal jual belalang kriuk. Setelah itu ada yang request belalang sambelan. Ternyata banyak yang tertarik. Sekarang jadi ramai. Kalo disambel begini khasya pakai daun kemangi. Lebih sedap," katanya kepada iNews.id, Minggu (20/12/2020).
Fatmawati mengatakan, sebelum disajikan dalam sebuah layah, belalang yang dikirim dari daerah Probolinggo, Jawa Timur ini dilakukan pembersihan terlebih dahulu. Bagian sayap dan kotoran dibuang agar tidak terasa pahit.
Usai dibersihkan, ratusan ekor belalang dicuci dengan air mengalir. Barulah di goreng sedikit demi sedikit menggunakan minyak yang cukup panas, selama 15 menit agar belalang renyah. Agar wangi, daun kemangi pun dimasukkan ke dalam minyak yang masih panas.
"Digoreng sampai kriuk dan berwarna coklat, ditiriskan. Lalu goreng lombok, tomat, dan bawang merah sebelum diuleg," katanya.
Alhasil, belalang yang sudah matang dipenyet di atas ulegan sambal paduan dari cabe, tomat, bawang merah dan daun kemangi. Mbak Fat sapaan akrabnya ini, langsung menyuguhkan sambelan belalang kemanginya bersama nasi jagung panas ke pembeli setianya.
"Tingkat kepedasannnya bisa request kok. Kalau gak suka pedas, saya ganti cabai rawit hijau, rasanya juga maknyus," ujarnya.
Mbak Fat, dalam sepekan menghasilkan juta rupiah dari sajian belalang yang dia tawarkan. Utamanya menu sambelan ini, sehari jika hari-hari biasa menghabiskan 6 kilogram, sedangkan akhir pekan mencapai 8 kilogram belalang kayu.
Dia sendiri mendapatkan belalang yang sudah semakin sulit ditemui di daerah Pasuruan, Pacitan, Lamongan, hingga Gresik pada saat panen tersebut dengan harga yang cukup tinggi mencapai Rp100.000 per kilogram di Probolinggo.
"Ada juga yang beli mentahan, cuman saya batasi. Soalnya yang minta sambelan banyak, malah komunitas mobil-mobil dari Gresik rutin ke sini untuk makan ya di teras ini. Jadi kalau mau beli harus pesan dulu," katanya.
Salah satu pelanggan, Silvia Dinda (20) warga Kabupaten Mojokerto memilih berangkat sendiri hanya untuk menyantap menu pedesaan ini. "Rasanya lebih enak dari udang, gurih apalagi pedas. Biasanya saya sama teman-teman, cuman pada sibuk. Sayanya lagi pengen, jadi ke sini aja langsung. Pas ada juga belalangnya," katanya.
Dalam sebuah artiket terbitan ipb.ac.id, Pakar Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Profesor Ahmad Sulaiman, mengatakan, belalang memiliki beragam jenis kandungan nutrisi penting seperti, protein, vitamin, asam lemak esensial dan mineral. Karena kandungan nutrisi ini, belalang bahkan dapat memenuhi 30 persen kebutuhan vitamin A.
Sulaiman menyebut, pada belalang basah (masih segar) kandungan proteinnya sekitar 20 persen. Sedangkan yang kering sekitar 40 persen. Sementara pada bagian kulit juga mengandung zat kitosat seperti udang.
“Sudah banyak penelitian ilimiah yang membuktikan manfaat belalang. Di negara lain bahkan ada yang menjadikannya sebagai makanan pokok. Di Indonesia pun, di zaman kita susah belalang pernah menjadi makanan utama. Tetapi kini sudah banyak ditinggalkan karena ada beragan sumber protein lainnya,” katanya.
Masyarakat, lanjut Ahmad, sebenarnya dapat memanfaatkan belalang untuk membantu memenuhi kebutuhan protein, zat yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan.
“Protein ini sangat penting untuk pertumbuhan. Bila tubuh kekurangan protein, penyerapan dan fungsi zat gizi lain di dalam tubuh tidak optimal. Misalnya seseorang yang kurang vitamin A dianjurkan makan banyak sayuran. Tetapi makan sayuran tidak akan optimal kalau tubuh kurang protein karena penyerapan itu butuh lemak dan protein pengikat retinol,” katanya.
Editor: Ihya Ulumuddin