Belajar dari Optimisme Fahrul, Pelajar SMK Tanpa Bola Mata Kiri yang Ingin Jadi Pilot

JEMBER, iNews.id- Semisal saja dia mengenakan kacamata hitam, tak akan ada orang tahu jika bola mata kirinya tidak ada. Kelopak matanya tertutup rapat. Sama sekali tak bisa melihat. Kecuali hanya yang sebelah kanan.
Tapi remaja bernama Fahrul Falanta Setiawan ini enggan menutupi kekurangannya. Dia memilih apa adanya. Meski ada saja yang mencibir, merundung, hingga ada temannya yang dilarang orang tuanya berteman dengannya, hanya gegara dia tak memiliki mata normal.
Mulanya Fahrul terpukul, minder, bahkan sempat marah dengan keadaannya. Tetapi tidak untuk sekarang. Dia lebih kuat, bahkan remaja yang duduk di bangku kelas 11 di SMK Gajahmada Banyuwangi itu berani bercita-cita menjadi pilot.
"Saya ingin membuktikan bahwa saya bisa," katanya, saat ditemui di Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember, Sabtu (5/8/2023).
Fahrul sadar, bahwa mata kirinya tidak akan berfungsi normal. Meski hanya mengandalkan mata kanannya, dia yakin tetap akan bisa bersaing dengan mereka pemilik dua bola mata.
"Tuhan punya maksud untuk melahirkan saya di dunia. Kehendak Tuhan itu akan saya jawab, tentu dengan tekad hidup saya yang besar," kata bungsu lima bersaudara itu.
Fahrul makin bergairah menggapai cita-citanya, karena tak lama lagi mata kirinya akan menyerupai yang kanan. Karena di RSBS Jember, dia bakal mendapat operasi bola mata palsu. Diberi gratis oleh Yayasan Bina Sehat..
Bersama sang ibu, Sukisia, remaja 16 tahun ini harus berangkat pagi-pagi dari Kecamatan Genteng, Banyuwangi. Menumpangi ambulans RS Al Huda Banyuwangi tanpa biaya, karena juga digratiskan.
"Setelah salat Subuh, sudah siap-siap berdua bersama ibu. Pukul 05.30 berangkat dari Genteng ke Jember," tuturnya.
Bagi Fahrul, perjalanan jauh yang melelahkan dari Banyuwangi ke Jember, tidak akan dia keluhkan. Karena capeknya yang dirasakan sekarang, bakal berbuah kebahagian sepanjang hidupnya.
Pun saat ditanya tentang kesiapan mentalnya, nanti saat memasuki ruang operasi, Fahrul mengaku akan melawan ketakutannya. Karena selama ini, dia sudah terbiasa sakit dipandang rendah karena kekurangan di mata kirinya.
"Saya bercita-cita menjadi pilot. Menjadi orang yang akan diandalkan orang lain," tuturnya dengan nada optimistis, yang diikuti dengan tuturan amin sang ibu.
Editor: Mahrus Sholih