get app
inews
Aa Text
Read Next : Silsilah Keturunan Gus Elham Yahya: Jejak Kiai, Pesantren dan Kontroversi

Armuji soal Cekcok Sekolah Petra Surabaya dan Pengurus RW: Sama-Sama Ngotot, Silakan Jalur Hukum

Sabtu, 03 Agustus 2024 - 13:36:00 WIB
Armuji soal Cekcok Sekolah Petra Surabaya dan Pengurus RW: Sama-Sama Ngotot, Silakan Jalur Hukum
Tangkapan layar cekcok pengurus RW Perumahan Manyar Tompotika dengan pengurus SMP Kristen Petra 3 dan SMA Kristen Petra 2 di Kota Surabaya, Jawa Timur. (Foto: iNews/Yudha Prawira)

SURABAYA, iNews.id - Wakil Wali Kota Surabaya Armuji memediasi perseturuan antara pengurus RW Perumahan Manyar Tompotika dengan pihak SMP Kristen Petra 3 dan SMA Kristen Petra 2 di Kota Surabaya, Jawa Timur. Video percekcokan kedua kubu ini viral di media sosial terkait iuran keamanan bulanan.

Pengurus RW menaikkan iuran keamanan bulanan dari Rp32 juta menjadi Rp35 juta. Sementara sekolah Petra hanya bersedia membayar Rp25 juta per bulan dengan catatan tranparansi dan pertanggungjawaban uang keamanan tersebut serta tak ada lagi intimidasi atau ancaman menutup akses jalan.

Dalam video viral tampak Armuji mendengarkan penjelasan kedua belah pihak yang bertentangan. Mediasi tidak berjalan mulus lantaran kedua kubu yang berseteru sama-sama mempertahankan keputusannya.

Sebab itu pada akhir video, Armuji menyarankan keduanya menempuh jalur hukum masing-masing untuk dapat menyelesaikan konflik tersebut. Namun tetap menjaga komunikasi.

"Jadi kami mediasi. Petra ngotot mau bayar cuma Rp25 juta, pengurus RW minta Rp35 juta, jadi tidak ada titik temu. Karena sama-sama ngotot, silakan tempuh jalan masing masing, bisa menempuh jalur hukum," ujar Armuji, Jumat (2/8/2024).

Diketahui, konflik tersebut sebelumnya sudah dimediasi baik tingkat DPRD Kota Surabaya maupun Pemkot Surabaya, namun belum mendapatkan titik terang. Pihak sekolah berencana akan melanjutkan ke ranah hukum jika akses jalan menuju sekolah ditutup pengurus RW perumahan setempat.

Informasi dirangkum iNews, cekcok ini berawal saat pengurus sekolah dari Perhimpunan Pendidikan dan Pengajaran Kristen Petra (PPPKP) merasa keberatan dengan adanya kenaikan iuran keamanan bulanan tahun 2024. Dari yang semula Rp25 juta menjadi Rp32 juta dan kini Rp35 juta.

"Kami keberatan dan menolak iuran Rp 35 juta per bulan karena tidak jelasnya laporan pertanggungjawaban dari pengurus RW, tidak transparan," ujar Kabag Legal Petra Christin Novianty Panjaitan, Jumat (2/8/2024).

Menurutnya berdasarkan kajian dari tim ahli sekolah Petra, nilai iuran tersebut terlalu besar. Sekolah Petra hanya bersedia membayar iuran keamanan sebesar Rp25 juta per bulan.

"Kami perhitungkan Rp25 juta juga sudah ada standarnya, kami punya ahli yang menghitung berapa yang harus dibayar," katanya.

Sementara juru bicara pengurus RW Perumahan Manyar Tompotika Triawan Kustiya, membantah iuran yang nilainya cukup besar hingga ratusan juta rupiah. Iuran bulanan hingga ratusan juta rupiah tersebut merupakan iuran dari 3 RW dan Petra, yakni RW 4, RW 5 dan RW 7. Masing-masing Rp35 juta sehingga total Rp140 juta.

"Jadi informasi yang selama ini salah, bukan Petra membagikan uang ke RW. Kami tiap bulan ambil iuran ke warga dan berikan ke bendahara keamanan Rp35 juta. Ada tiga RW, termasuk Petra," katanya.

Editor: Donald Karouw

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut