Antisipasi Lonjakan, Gubernur Khofifah Minta Bupati/Wali Kota Pantau Kasus Harian Covid-19
SURABAYA, iNews.id - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa meminta bupati/wali kota memantau kasus harian Covid-19. Permintaan itu disampaikan menyusul potensi lonjakan kasus pascalibur Lebaran akhir Juni ini.
Berdasarkan data yang ada, usai libur Lebaran kasus aktif Covid-19 telah mengalami peningkatan. Angkanya kini sudah kembali melebihi 100.000 kasus. Padahal, sebelumnya, kasus aktif sempat berada di titik terendah pada 90.000 kasus.
Sementara itu, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat hingga 31 Mei 2021, jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 102.006 kasus, dengan 56.125 kasus suspek Covid-19.
“Kalau Pak Menteri Kesehatan wanti-wantinya sampai dengan akhir Juni bahkan Juli 2021. Karenanya, semua kepala daerah tiap hari harus memonitor perkembangan kasus Covid-19. Saat ini misalnya ada kenaikan BOR dari 22 persen menjadi 24 persen," katanya saat rakor penanganan Covid-19 virtual bersama bupati/wali kota, Rabu (2/5/2021).
Khofifah menjelaskan, pascalibur lebaran ini, masih banyak masyarakat yang melakukan silaturahmi syawalan dengan berkeliling ke satu tempat ke tempat lain. Untuk itu, diperlukan pengawalan pemantauan pengendalian secara komprehensif.
"Jangan pernah menganggap sepele jika terdapat kasus yang dianggap melandai, basis RTnya 95 persen hijau. Tetapi perlu diantisipasi bahwa silaturahmi syawalan masih berlangsung. Mereka berkelompok masih melakukan silaturahmi keliling," ujarnya.
Selain itu, Khofifah juga mengharapkan seluruh bupati/wali kota melakukan antisipasi khususnya yang BOR ICU dan BOR Isolasi Covid-19 nya mencapai 60 persen dan di atasnya. Meskipun WHO memberikan standar maksimum kapasitas BOR 60 persen.
Berdasarkan data Dinkes Jatim, Kabupaten Bojonegoro BOR ICU di atas 80 persen. BOR ICU 60-79 persen terdiri atas Kota Madiun, Kota Blitar, Kabupaten Ponorogo, dan Kabupaten Tuban.
Sementara BOR Isolasi Covid-19 di atas 80 persen yaitu Kabupaten Madiun, BOR Isolasi Covid-19 60-79 persen yaitu Kabupaten Bangkalan, Kota Madiun, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Ponorogo, dan Kabupaten Tulungagung.
"Artinya harus ada pengendalian yang harus lebih intensif dilakukan karena data kuratifnya seperti itu. Dalam hal seperti ini, saya mohon kita semua yang sudah melakukan pemantauan pengendalian harian itu akan terus melakukan identifikasi. Apa yang kemungkinan menimbulkan dan memicu sebaran atau sebaliknya menurunkan itu yang diidentifikasikan," katanya.
Editor: Ihya Ulumuddin