Anggota Banser Nganjuk Luka Parah Ditusuk Tetangga saat Salat Magrib di Musala

NGANJUK, iNews.id - Anggota Banser di Nganjuk ditusuk tetangganya dengan pisau dapur hingga luka parah. Insiden ini terjadi saat korban menunaikan salat magrib di musala dekat rumahnya. 

Korban yakni Sumarno (53) warga Desa Sugihwaras, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk. Sementara pelaku yakni Purnomo Kasidi (34). 

Baca Juga

Anak Perwira TNI Tewas, Dansatpom Lanud Halim: Kebetulan CCTV Arah Pos Spion Lagi Trouble

Usai insiden penusukan itu, pelaku melarikan diri dan masih dalam pencarian polisi. Sementara, korban Sumarno sudah mendapatkan perawatan di rumah sakit dan diperbolehkan pulang. 

Sumarsono mengaku tidak mengetahui sama sekali motif pelaku menusuk dirinya dengan pisau. Sebab menurutnya, selama ini hubungannya dengan pelaku dan keluarganya cukup baik. 
 
Bahkan saat pelaku jatuh sakit, Sumarsono juga mengantarkannya untuk berobat. Karena itu, Sumarsono tak menduga jika pelaku tega berbuat seperti itu.

Baca Juga

Tangis Keluarga Pecah Sambut Jenazah Mahasiswi UMY Tewas Lompat dari Lantai 4 Asrama

Sumarno menceritakan, insiden penusukan itu terjadi pada Senin (2/10/2023). Saat itu dia sedang menunaikan salat berjemaah di musala dekat rumahnya. Saat baru mulai salat, tiba-tiba dia ditusuk pisau dari arah belakang. 

Akibatnya, Sumarsono langsung roboh bersimbah darah dan segera dilarikan ke rumah sakit oleh warga. "Kata orang-orang saya sudah diincar sejak masuk masjid. Bahkan saat ambil wudhu juga sudah didekati. Ternyata pas salat itu ditusuk," katanya. 

Baca Juga

Hasil Autopsi Anak Perwira TNI Tewas di Lanud Halim: 6 Luka Tusuk, Masih Hidup saat Terbakar

Atas insiden tersebut anggota banser Nganjuk ini mendesak polisi segera menangkap pelaku. Sebab jika pelaku tidak segera ditangkap, warga di desanya menjadi takut dan resah. 

"Saya tidak tahu apakah dia depresi atau apa. Tapi saya minta agar pelaku segera ditangkap. Sebab warga resah. Ketakutan. Tadi saja pas salat subuh tidak ada warga yang berani datang ke musala," katanya. 

Editor: Ihya Ulumuddin