8 Jenis Manusia Purba yang Ditemukan di Indonesia Lengkap dengan Ciri-cirinya
JAKARTA, iNews.id - Ada sejumlah manusia purba yang ditemukan di Indonesia. Sebaran manusia purba di Indonesia juga dilengkapi dengan penemuan hasil kebudayaan dan alat-alat, seperti kapak perimbas, beliung persegi, hingga menhir di tempat yang sama.
Sepanjang sejarah, total ada delapan fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia. Menurut buku Sejarah Indonesia kelas X oleh Kemdikbud, manusia purba sudah ada di bumi sejak zaman Pleistosen.
Manusia purba ini ditemukan oleh G.H.R von Koenigswald pada tahun 1936-1941 di Sangiran, Sragen, Jawa Tengah. Dalam fosil bertubuh besar ini, ditemukan gigi, rahang, dan tengkorak.
Rahang yang tegap dengan geraham yang besar
Tulang pipi tebal
Kening yang menjorok ke depan dengan tonjolan belakang kepala yang tajam
Belum Memiliki tulang dagu
Otot otot tengkuk kuat
Fosil manusia selanjutnya yang ditemukan di Indonesia adalah Pithecanthropus Mojokertensis. Dari semua fosil yang ditemukan, para ahli beranggapan jenis Pithecanthropus Mojokertensis merupakan yang paling tua.
Fosil ini di Indonesia, tepatnya di Perning, Mojokerto, Jawa Timur oleh Weidenreich dan G.H.R von Koenigswald pada tahun 1936. Diketahui, Pithecanthropus hidup di masa Pleistosen awal, tengah, dan akhir. Fosil mereka banyak ditemukan di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Berbadan tegap, tinggi badan 165-180 cm
Alat pengunyah yang kuat
Tulang kening tebal, menonjol, dan melebar sampai ke pelipis
Isi tengkorak diperkirakan antara 750-1300 cc
Belum memiliki tulang dagu
Terdapat tulang yang menonjol di belakang kepala
Jenis Pithecanthropus Erectus ditemukan di lembah Bengawan Solo, Desa Trinil, Jawa Tengah oleh Eugene Dubois tahun 1891. Nama Pithecanthropus Erectus memiliki arti manusia kera yang berjalan tegak lurus dan dipandang sebagai spesies awal manusia yang hidup sekarang.
Bentuk tubuh lebih kecil dari Pithecanthropus Mojokertensis
Tinggi badan sekitar 160-180 cm
Volume otak berkisar 750-900 cc
Rahangnya menonjol ke depan
Terdapat tonjolan kening di dahi
Tidak memiliki dagu
Hidung lebar dan leher tegap
Pithecanthropus Soloensis ditemukan oleh G.H.R von Koenigswald, Ter Haar, dan Oppenoorth di Desa Ngandong, Jawa Tengah. Nama yang dipilih memiliki arti ‘Manusia kera dari Solo’.
Tengkorak lonjong, tebal, dan padat
Memiliki rongga mata yang sangat panjang
Jenis ini ditemukan di desa Wajak, Tulungagung, Jawa Timur oleh Van Rietschoten pada tahun 1889. Penemuan jenis ini menjadi yang pertama di Asia.
Memiliki volume otak sekitar 1630 cc
Memiliki tulang tengkorak, rahang atas, dan rahang bawah, serta tulang paha dan tulang kening
Mukanya datar dan lebar
Rahangnya tergolong padat dan memiliki gigi yang besar
Tinggi tubuhnya sekitar 173 cm
Fosil ini ditemukan di pulau Flores, Nusa Tenggara. Penemuan fosil ini sempat menjadi perbincangan karena para ahli menilai bahwa Homo Floresiensis merupakan nenek moyang bangsa Indonesia.
Tinggi badan bisa mencapai satu meter
Bentuk dahi sempit dan tidak menonjol
Tengkorak kepala kecil
Tulang rahang yang menonjol.
Homo Soloensis ditemukan oleh Ter Haar, Oppenoorth, dan Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald pada tahun 1931-1933 di Sangiran, Jawa Tengah. Manusia ini diketahui hidup sekitar 300 ribu hingga 900 ribu tahun yang lalu.
Volume otak mulai 1.000 cc hingga 1.300 cc
Tinggi badan bisa mencapai 210 cm
Struktur tulang wajah tidak mirip dengan manusia kera
Jenis ini memiliki nama Homo Sapiens yang berarti manusia cerdas. Manusia purba ini diduga hidup antara 25.000-40.000 tahun yang lalu.
Adapun, ciri manusia Homo Sapiens adalah:
Memiliki volume otak yang lebih besar daripada Meganthropus dan Pithecanthropus, yakni sekitar 1350-1450 cc
Tinggi badan antara 130-210 cm
Berat badan antara 30-150 kg
Editor: Komaruddin Bagja