get app
inews
Aa Text
Read Next : Polisi Tangkap 2 Pelaku Teror ke Anggota DPRD Sumut Irham Buana Nasution

7 Fakta Aremania Lempari Batu ke Bus Persik di Stadion Kanjuruhan, Nomor 5 Tak Diduga

Senin, 12 Mei 2025 - 09:45:00 WIB
7 Fakta Aremania Lempari Batu ke Bus Persik di Stadion Kanjuruhan, Nomor 5 Tak Diduga
Bus Persik Kediri dilempari batu oleh oknum suporter Arema FC usai keluar dari Stadion Kanjuruhan Malang. (Foto: MPI/Avirista M)

MALANG, iNews.id - Insiden pelemparan batu ke bus Persik Kediri terjadi usai laga melawan Arema FC di Stadion Kanjuruhan Malang, Minggu (11/5/2025). Peristiwa ini terjadi saat rombongan tim Persik Kediri masih berada di area stadion dan akan keluar.

Bahkan insiden serupa terjadi ketika tim Persik Kediri akan kembali ke hotel dari Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang. Bus mereka dilempar oknum suporter Aremania di luar area stadion.

Berikut ini sejumlah fakta yang dirangkum iNews terkait insiden tersebut. Peristiwa ini telah mencoreng jalannya pertandingan hingga selesai yang sudah berjalan aman dan tertib.

7 Fakta Pelemparan Batu ke Bus Persik di Stadion Kanjuruhan:

1. Duel Arema FC vs Persik Dijaga 2.113 Personel Gabungan 

Laga di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang dijaga ribuan personel gabungan dari beberapa instansi. Baik dari kepolisian, TNI, Denpom, Brimob, Polda Jatim, Polres jajaran, Satpol PP, Dishub, steward dan panpel. 

Bahkan kepolisian mengerahkan kekuatan dari Polres daerah lain, seperti Lumajang, Ponorogo, Blitar, Situbondo, Tulungagung, Madiun hingga Polres Kediri Kota untuk pengamanan. Petugas dari tim cipta kondisi (cipkon) juga disiagakan untuk patroli dan penyisiran pada ring 3 dan ring 4.

Laga ini juga disaksikan langsung Manajer Media dan Humas PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator penyelenggara Liga 1 dan Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nanang Avianto.

2. Penjagaan Ketat dan Skrining Penonton 

Laga perdana di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang menjadi perhatian panitia pelaksana (Panpel) pertandingan dan aparat keamanan gabungan. Bahkan sistem penjagaan dibuat berlapis. 

Area halaman stadion yang biasanya diperbolehkan untuk suporter parkir kendaraan, dialihkan ke area luar stadion di sepanjang Jalan Trunojoyo. Bahkan sejak memasuki halaman stadion pemeriksaan ketat sudah diberlakukan.

Masuk ke ring 1 atau pada pagar setinggi 7 metera, steward dan Panpel pertandingan melakukan skrining atau pemeriksaan tiket penonton. Mereka menggunakan identifikasi dari pemindai wajah atau teknologi face recognition untuk mendeteksi siapa saja suporter yang masuk ke stadion.

Kebetulan fasilitas ini terakomodir dari kebijakan pembelian tiket masuk menggunakan aplikasi Arema Acsess dan Aremania Utas, yang harus ada identitas, serta pembelian satu identitas satu tiket.

3. Animo Penonton Sepi 

Laga perdana pascatragedi menewaskan 135 orang di Stadion Kanjuruhan, Malang, memang tak seramai biasanya. Padahal laga Derby Jawa Timur, antara Arema FC melawan Persik biasanya selalu ramai di musim-musim sebelumnya.

Panpel sudah mengalokasikan 10.000 tiket yang dijual ke suporter Aremania saja, tanpa kehadiran Persikmania, suporter Persik Kediri. Dari jumlah tersebut hanya terjual 2.850 tiket yang masuk atau tidak ada setengahnya.

Justru ada ratusan Aremania yang tidak masuk ke dalam stadion dengan berbagai alasan, salah satunya belum mendaftarkan diri di aplikasi, tak memiliki identitas pembelian tiket, hingga masih ada yang nekat mencari penjualan tiket di hari H pertandingan di stadion, padahal hal itu sudah tidak diberlakukan lagi.

4. Sempat Ada Aksi di Luar Stadion Kanjuruhan 

Kekalahan telak 0-3 tampaknya membuat Aremania jengah. Seusai pertandingan ada ratusan suporter Aremania yang melakukan aksi protes tepat di depan pintu masuk barat di luar pagar. Mereka protes sambil mengeluarkan kata-kata tak etis, termasuk ada beberapa yang menghujat.

Momen itu tepat saat mobil rombongan Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto, masih ada dalam pagar area ring 1 untuk persiapan keluar. Sementara untuk pemain Arema FC dan Persik masih dalam stadion, bahkan kedua tim masih sama-sama melakukan konferensi pers kurang lebih ada 30 menit.

5. Insiden Pelemparan Batu saat Minim Pengawalan 

Pelemparan batu terjadi ke bus pariwisata Kwansan Trans berwarna oranye yang dinaiki tim Persik Kediri. Serangan ke bus itu muncul sekitar pukul 18.10 WIB lebih sesaat selesai pertandingan diduga petugas kecolongan.

"Kejadiannya sekitar jam 6 malam lebih, pemain saat itu sudah habis salat dan bersih-bersih semua mau balik ke hotel dari stadion," ujar Manajer Persik Kediri Mochammad Syahid Nur Ichsan.

Saat insiden terjadi, internal Persik menyayangkan adanya kekurangan pengamanan pihak keamanan ketika meninggalkan stadion. Apalagi dari video yang direkam pemain dan official dalam bus, kondisi di depan kendaraan minim pengawalan di tengah serbuan Aremania saat keluar halaman stadion ke Jalan Trunojoyo.

Pantauan di luar area stadion memang terdapat pecahan kaca di Jalan Trunojoyo, depan Stadion Kanjuruhan. Pecahan kaca juga tampak di Simpang Tiga Yonzipur Kepanjen, antara Jalan Trunojoyo dan Jalan Panji serta di Simpang Tiga traffic light antara Jalan Sultan Agung dengan Jalan Panji, hingga menjelang perlintasan kereta api.

Selama perjalanan dari stadion hingga ke hotel dalam kondisi kaca pecah tim Persik Kediri berusaha menutup jendela bus dengan tas untuk menghindari lemparan batu.

6. Pelatih Persik Kediri dan Asisten Terluka 

Lemparan batu yang terjadi itu memang tidak melukai pemain dan official Persik. Namun Pelatih Persik Kediri Divaldo Alves dan asisten pelatihnya mengalami luka akibat serpihan pecahan kaca.

Divaldo Alves mengalami luka ringan di kepala, sedangkan asistennya luka di tangan. Tim medis yang disediakan panpel sudah memeriksa kondisi keduanya, termasuk keadaan para pemain serta official Macan Putih, julukan Persik Kediri.

"Yang luka pelatih dan asisten, pemain ada di belakang, pemain jarang di depan. Sejauh ini tidak ada luka-luka parah, tim medis sedang mengecek ini. Alhamdulillah semua tim masih luka ringan dan dalam pemeriksaan, kami berterima kasih juga ke pihak-pihak yang membantu kami," ucap Mochammad Syahid Nur Ichsan, selaku Manajer Persik Kediri.

7. Persik Kediri Langsung Pulang dari Malang 

Insiden pelemparan batu ke bus Persik mengubah skema pengamanan tim Persik Kediri yang sedianya masih akan menginap semalam di hotel. Persik diputuskan untuk langsung pulang dari Hotel Grand Miami, Kepanjen, ke Kediri Kota.

"Tim persik berkoordinasi dengan manajemen Arema FC dan kepolisian untuk melakukan pemulangan. Kita berterima kasih ke beberapa pihak yang mendukung (pengamanan dan pemulangan)," ucap Manajer Persik Mochammad Syahid Nur Ichsan.

Tim dikawal ketat aparat keamanan, dari depan tampak mobil Patwal Polda Jawa Timur disusul 10 unit lebih sepeda motor dengan masing-masing motor ada dua personel bersenjata lengkap. Menyusul di belakangnya baru bus Persik Kediri pengganti, kemudian kendaraan barracuda dari Brimob Polda Jawa Timur, dua armada truk dari Polres Kediri Kota yang berisikan ratusan personel.

Di belakangnya turut mengawal sejumlah kendaraan dari Polda Jawa Timur, Polres Malang, manajemen Arema FC, Panpel, hingga Presidium Aremania.

Itulah 7 fakta insiden pelemparan batu yang dialami pemain Persik Kediri usai mengalahkan Arema FC dengan skor 3-0 di Stadion Kanjuruhan.

Editor: Donald Karouw

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut