502 Kasus Corona di Jatim Mayoritas dari Klaster Lama, Paling Banyak Kota Surabaya

SURABAYA, iNews.id – Tambahan 502 kasus positif corona (Covid-19) di Jawa Timur (Jatim) per 21 Mei, mayoritas berasal dari klaster lama. Beberapa di antaranya klaster Pondok Pesantren Temboro, Asrama Haji Sukolilo, Pasar dan PT HM Sampoerna.
Seluruh kasus tersebut, kata Kohar, muncul di sejumlah wilayah. Namun, sumbangan paling besar berasal dari Surabaya dengan 311 kasus. Setelah itu disusul Kabupaten Sidoarjo 51 kasus dan Probolinggo 31 kasus. Sedangkan sisanya tersebar di sejumlah kabupaten/kota di Jatim.
Khusus untuk Kabupaten Probolinggo, Kohar mengakui, agak mengejutkan. Sebab, seperti daerah lain, selama ini rata-rata jumlah tambahan kasus relatif sedikit. “Setelah kami tracing, ternyata ada tambahan cukup besar dari klaster lama, yakni klaster Temboro delapan kasus, pemudik 11 kasus dan pasar 11 kasus,” katanya.
Ketua Gugus Kuratif Penanganan COVID-19 Jatim dr Joni Wahyuhadi mengatakan, tambahan 502 kasus pada hari ini menjadi peringatan bagi seluruh masyarakat untuk berlaku disiplin, menjalankan protokol kesehatan yang ada. Joni mengatakan, selama masyarakat tidak disiplin, maka kasus corona akan terus bertambah.
“Kalau kita disiplin sejak awal, mungkin yang butuh disediakan hanya masker dan handsanitizer. Sebab, kalau disiplin, kasus tidak bertambah cepat. Sebaliknya, ketika tidak disiplin, maka yang disiapkan menjadi banyak, ruang observasi, rumah sakit, ventilator dan peti mati,” katanya.
Karena itu, dia berharap, tambahan kasus hari ini menjadikan masyarakat sadar untuk mau berlaku disiplin. Sebab, upaya apapun, termasuk Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tidak akan berhasil, bila masyarakat tidak disiplin.
“Salah satu indikator keberhasilan PSBB adalah penurunan jumlah kasus. Tetapi ini justru ada peningkatan. Anda bisa lihat sendiri, bagaimana kedisiplinan masyarakat kita,” katanya.
Sementara itu, sampai saat ini total jumlah kasus positif corona di Jatim sebanyak 2.942 kasus. Sedangkan jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 5.267 kasus. Sementara jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) 23.271 kasus.
Editor: Ihya Ulumuddin