get app
inews
Aa Text
Read Next : Geger Jasad Turis Australia Tewas di Bali Tanpa Jantung, Picu Kemarahan Keluarga

4 Fakta Terbaru Kematian Guru SD Sekeluarga di Malang akibat Jerat Utang, Nomor 3 Miris

Rabu, 10 Januari 2024 - 19:13:00 WIB
4 Fakta Terbaru Kematian Guru SD Sekeluarga di Malang akibat Jerat Utang, Nomor 3 Miris
Polisi saat olah TKP kasus kematian guru SD sekeluarga di Malang. (Foto: MPI/Avirista M)

MALANG, iNews.id - Fakta terbaru terungkap usai sebulan kasus kematian guru SD sekeluarga di Malang akibat jerat utang. Ketiga korban yakni pasangan suami istri (pasutri) berinisial WE (44) dan S (40) serta satu anak mereka berinisial R (12).

Mereka ditemukan tewas dalam rumah di Gang Sunan Drajad RT 3 RW 10 Dusun Boro Bugis, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, pada Selasa (14/12/2024). Hasil penyelidikan, WE diduga memberikan minuman teh kemasan bercampur racun obat antinyamuk kepada istri dan anaknya

4 Fakta Terbaru Kematian Guru SD Sekeluarga di Malang:

1. Temuan teh kemasan di TKP

Berdasarkan pemeriksaan medis melalui laboratorium forensik (Labfor) diketahui teh kemasan ditemukan di lokasi kejadian. Minuman teh ini telah dicampur dengan obat antinyamuk yang diminum korban S dan R.

Kasatreskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat mengatakan, minuman teh kemasan dicampur dengan obat antinyamuk agar rasanya tidak terlalu pahit. Dari minuman campuran yang diminum inilah kedua korban meregang nyawa di atas kasur kamar bagian belakang rumah.

"Jadi kalau boleh kami berpendapat mungkin pada saat menuangkan antinyamuk tersebut, itu dicampur dengan teh kemasan  untuk menghilangkan rasa sepet, rasa pahit dan lain sebagainya untuk menghilangkan aroma," ujar Gandha Syah Hidayat, Rabu (10/1/2024).

2. Sampel racun antinyamuk ditemukan di lambung korban 

Polisi memastikan penyebab kematian S dan R karena racun antinyamuk. Sampel obat antinyamuk diambil dari sampah sisa obat sasetan yang ditemukan di TKP dan potongan lambung kedua korban dari hasil autopsi.

"Hasil pengujian, mohon maaf lambung atau potongan lambung dari almarhumah saudari R dan saudari S, ini identik, sesuai dengan petunjuk di TKP tempat sampah, itu ada bungkus salah satu merek obat antinyamuk dan bekas botol karton teh kotak," kata Gandha Syah Hidayat.

3. Suami jadi dalang cekoki racun ke istri dan anak 

Selama nyaris tiga pekan berspekulasi kematian tiga orang satu keluarga guru di Malang, akhirnya penyebab pasti terungkap dari hasil labfor. Termasuk dari hasil proses autopsi kepada ketiga jasad satu keluarga tersebut.

Kasatreskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat menyebut, pemeriksaan labfor dilakukan guna memastikan siapa yang meminumkan racun ke korban berinisial S dan R, mengingat dugaan awal sang istri meminum racun antinyamuk itu sendiri.

"Tidak ada campur tangan almarhumah R maupun almarhumah S. Jadi berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium forensik tersebut, sudah jelas yang meminumkan ke ibu dan anak, memegang gelas terakhir almarhum Bapak W," ucap Gandha Syah Hidayat saat ditemui di Mapolres Malang.

Kesimpulan dilakukan pihaknya usai melakukan serangkaian penyelidikan dengan metode sains di labfor, termasuk menguji ceceran darah yang ditemukan di gelas bekas minuman racun dan beberapa area di kamar rumah korban.

"Dari sampel darah yang berceceran, kemudian darah yang menempel di pisau, kemudian di gelas, itu memiliki DNA yang dinyatakan identik dengan identitas DNA almarhum Bapak W," ucapnya.

Tapi pihaknya tak menyelidiki detail siapa yang terlebih dahulu diberi minuman teh kemasan berisikan obat nyamuk oleh WE, termasuk siapa yang duluan meninggal apakah S atau R. 

"(Duluan meninggalnya siapa) belum bisa dipastikan kalau itu, karena kami hanya membuktikan membahas masalah siapa sih yang memegang pisau, siapa sih yang memegang gelas dan darah siapa sih yang ada di sini," katanya.

4. Handphone WE belum ditemukan 

Misteri keberadaan handphone milik WE belum juga terjawab. Padahal HP itu dapat membantu titik terang jeratan utang puluhan juta yang membuat WE akhirnya mengakhiri hidupnya bersama istri dan satu anaknya. 

"Handphone belum ditemukan sampai saat ini," ucap Gandha Syah.

Meski belum menemukan ponsel WE, sejumlah saksi termasuk seseorang yang disebut memberikan utang kepada WE juga sudah dimintai keterangan. Hasilnya memang ada indikasi tekanan utang puluhan juta yang tak sanggup dibayarkan WE ke orang tersebut.

Menurut Gandha, dia tak bersedia membeberkan jumlah utang karena masih ada satu anak korban berinisial K yang masih hidup. Dia khawatir hal itu akan memberikan beban tambahan kepada K.

"(Jumlah utang berapa) Kita juga harus menjaga korban dari trauma yang mendalam, kewajiban keuangannya hanya berkisar puluhan juta saja nggak banyak. Mohon maaf," tuturnya.

Editor: Donald Karouw

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut