3 Julukan Pulau Madura, Daerah Unik Tempat Kelahiran Cawapres Mahfud MD

JAKARTA, iNews.id- Banyak masyarakat yang bertanya-tanya apa julukan Pulau Madura, tempat kelahiran Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD. Bersamaan dengan itu, hari ini, Sabtu (18/11/2023), Mahfud MD melakukan agenda politiknya ke Pulau Madura.
Serangkaian acara Mahfud MD itu dimulai dari Istigasah di Lapangan IKAMA, Morkepek, Bangkalan. Mahfud melanjutkan kegiatannya ke Posko Pemenangan IKAMA, bertemu dengan pentolan dan tokoh Madura.
Usai menghadiri kegiatan tersebut, Mahfud lanjut begerak ke Pamekasan, berziarah ke makam ayahandanya dalam kegiatan di Pondok Pesantren Annuqayah serta Ponpes Al-Amin. Agenda puncak diakhiri dengan kunjungan ke Pendopo Kabupaten Sumenep, di mana Mahfud menghadiri undangan Istiqhosah Kebangsaan di GOR A. Yani Sumenep.
Kepulangan Mahfud MD tidak hanya menjadi momen politik semata, namun momentum penyatuan berbagai kelompok masyarakat Madura.
Acara tersebut tidak hanya dihadiri oleh pendukung dari satu kelompok, tetapi melibatkan beragam kelompok seperti Sahabat Mahfud Madura, Madura Asli (Madas), Ikatan Keluarga Madura (IKAMA), Yayasan Kerukunan Orang Madura (Yakorma), Basmala (Barisan Masyarakat Labang), Barisan Nasional Pemuda Madura (BNPM) dan elemen simpul relawan lainnya.
Pulau spesial di provinsi Jawa Timur tersebut memiliki beberapa julukan. Apa sajakah itu?
Julukan Pulau Madura sebagai Pulau Garam disebabkan oleh keberadaan pulau ini yang menjadi salah satu wilayah terbesar penghasil garam di Indonesia. Hampir seluruh kabupaten di Pulau Madura memiliki tambak garam rakyat dengan kapasitas produksi yang cukup besar.
Proses penjemuran garam laut untuk memanen kristal garam menjadi langkah awal sebelum diolah untuk keperluan industri maupun konsumsi.
Metode pengolahan garam rakyat di Pulau Madura, dikenal sebagai 'Madurese', merupakan cara khas orang Madura dalam menciptakan garam dengan kristalisasi air laut secara menyeluruh. Para petani garam secara tradisional memindahkan air laut antarmeja garam, memungkinkan mereka untuk mengambil garam dari lapisan terbawah hingga teratas.
Berdasarkan data statistik KKP pada tahun 2017, Pulau Madura, khususnya Sumenep, mencatat produksi garam yang signifikan, menyumbang sebanyak 126.662 ton dari total produksi garam nasional sebesar 1.020.925 ton. Sumenep menjadi produsen garam terbesar kedua di Indonesia setelah Indramayu.
Keberhasilan Pulau Madura dalam produksi garam tidak hanya berasal dari metode pengolahan yang khas, tetapi juga didukung oleh faktor alam yang menguntungkan. Air laut di perairan sungai dan muara Madura memiliki kandungan mineral garam yang tinggi karena minimnya sungai dan muara serta sumber air tawar di wilayah tersebut.
Madura, yang sebelumnya terkenal sebagai penghasil garam terbesar di Indonesia, kini menghadapi perubahan perlahan menjadi peluang baru dengan Julukan Pulau Madura yang muncul yaitu sebagai "Pulau Tebu."
Investasi yang semakin meningkat di Madura menunjukkan bahwa pulau ini menjadi daya tarik bagi para investor, memikat seperti gula yang menarik banyak semut. Pulau Madura, yang dulu dikenal sebagai penghasil garam, kini telah menjadi pulau gula terbesar di Indonesia.
Berkembangnya industri tebu di Madura bukan hanya mengubah wajah pulau dari penghasil garam menjadi produsen gula utama di Indonesia, tetapi juga membawa dampak positif terhadap perekonomian dan perkembangan wilayah.
Berdasarkan data Dinas Pertanian Provinsi Jatim, Kabupaten Bangkalan, sebagai wilayah terluas di Madura, memiliki potensi luas lahan yang sesuai untuk tanaman tebu, mencapai 33,28% dari total luas wilayahnya.
Melalui pengembangan ini, Madura berhasil memposisikan diri sebagai pusat pengembangan tanaman tebu di Jawa Timur, dengan luas area tanam yang mencapai 2.750 hektare, dan rencana pembangunan pabrik gula di masa mendatang.
Julukan Pulau Madura sebagai "Pulau Karapan Sapi" muncul karena tradisi unik dan populer yang telah menjadi ciri khas budaya di pulau tersebut. Karapan sapi adalah ajang balap tradisional yang melibatkan sapi berlari dengan kereta tradisional yang ditarik oleh dua ekor sapi.
Tradisi ini telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Madura dan menyajikan pertunjukan yang menghibur serta menarik banyak pengunjung. Pulau Madura dengan bangga memelihara dan melestarikan tradisi karapan sapi sebagai warisan budaya yang mencerminkan kegigihan dan semangat kompetitif masyarakatnya.
Demikian informasi seputar julukan Pulau Madura, tempat kelahiran Mahfud MD. Semoga bermanfaat sebagai informasi baru bagi Anda.
Editor: Kurnia Illahi