3 Jalur Alternatif ke Sidoarjo Ini Bisa Hemat Waktu Tempuh Hingga Setengah Jam!
SIDOARJO, iNews.id - Inilah 3 jalur alternatif ke Sidoarjo kini menjadi topik yang banyak dicari oleh para pengendara, terutama mereka yang ingin menghindari kemacetan panjang di jalur utama Surabaya–Sidoarjo. Kabupaten Sidoarjo yang terletak di jantung kawasan Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan) memang menjadi salah satu wilayah dengan lalu lintas paling padat di Jawa Timur.
Banyak pekerja dari berbagai daerah menuju kawasan industri di Sidoarjo, sehingga kebutuhan akan jalur alternatif yang lebih efisien pun semakin tinggi.
Kepadatan arus lalu lintas di jalur utama seperti Jalan A. Yani sering kali menjadi kendala, terutama pada jam berangkat dan pulang kerja. Akibatnya, waktu tempuh antara Surabaya dan Sidoarjo bisa mencapai lebih dari 1 jam untuk jarak yang seharusnya hanya sekitar 20 kilometer.
Jalur pertama yang bisa menjadi pilihan utama adalah rute Tol Waru – Gedangan – Sidoarjo. Rute ini menghubungkan langsung dari arah Surabaya melalui Tol Waru menuju pintu keluar Gedangan, kemudian melanjutkan perjalanan ke pusat kota Sidoarjo. Meskipun tetap berbayar, jalur ini cenderung lebih lancar dibandingkan Jalan A. Yani yang padat oleh kendaraan pribadi dan truk besar.
Kelebihan dari jalur ini adalah kondisi jalan yang lebar dan mulus, serta waktu tempuh yang lebih singkat, terutama pada jam sibuk. Pengendara juga dapat mengakses kawasan industri dan perumahan seperti Gedangan, Taman, dan Candi dengan lebih cepat. Kekurangannya hanya pada biaya tol dan potensi antrean di gerbang keluar, terutama saat akhir pekan. Namun secara umum, ini tetap menjadi pilihan paling efisien bagi mereka yang mengejar waktu.
Jalur kedua adalah rute Krian – Buduran – Sidoarjo, yang cocok untuk pengendara dari arah Mojokerto atau wilayah barat Jawa Timur. Jalur ini melewati beberapa kawasan industri dan desa yang memiliki kondisi jalan cukup baik. Rute ini menjadi pilihan favorit bagi kendaraan niaga maupun pekerja yang ingin menghindari macetnya jalur Surabaya–Waru.
Selain itu, pemerintah daerah juga telah melakukan sejumlah perbaikan infrastruktur di jalur ini. Jalan Krian kini telah dilebarkan dan diperkuat dengan sistem drainase baru untuk mencegah banjir. Bagi pengguna kendaraan pribadi, jalur ini juga menawarkan banyak tempat istirahat, rumah makan, dan SPBU di sepanjang perjalanan. Dengan waktu tempuh sekitar 45 menit dari Krian ke pusat kota Sidoarjo, rute ini layak dipertimbangkan sebagai alternatif yang ekonomis dan efisien.
Jalur ketiga dan yang paling strategis adalah Jalan Lingkar Timur Sidoarjo, yang menghubungkan langsung kawasan Porong, Tanggulangin, hingga Buduran. Jalur ini dibangun sebagai solusi untuk mengurai kepadatan di dalam kota Sidoarjo dan menghindari titik-titik rawan macet seperti Pasar Larangan dan Alun-Alun Sidoarjo.
Keunggulan utama jalur ini terletak pada infrastruktur modern dan konektivitas yang luas. Jalan Lingkar Timur juga menjadi akses utama menuju Bandara Juanda dan kawasan industri Rangkah Kidul. Selain itu, jalur ini relatif aman dari genangan air saat musim hujan karena dilengkapi sistem drainase baru yang cukup baik. Dengan kecepatan rata-rata kendaraan mencapai 60–80 km/jam, pengendara bisa menempuh perjalanan dari Porong ke Gedangan hanya dalam waktu sekitar 30 menit.
Keberadaan 3 jalur alternatif ke Sidoarjo bukan hanya soal menghindari macet, tapi juga bagian dari upaya pemerintah dalam meningkatkan efisiensi transportasi dan pemerataan ekonomi. Dengan adanya jalur-jalur ini, distribusi barang dari dan ke kawasan industri bisa lebih lancar, sementara masyarakat juga mendapatkan akses mobilitas yang lebih cepat.
Selain itu, jalur alternatif sering kali melewati daerah pedesaan atau kawasan wisata lokal. Ini membuka peluang baru bagi pengembangan ekonomi daerah, seperti munculnya warung kuliner, SPBU mini, dan usaha transportasi lokal. Secara tidak langsung, jalur alternatif juga memperkuat interaksi sosial antarwilayah dan mendukung pariwisata Sidoarjo, yang terkenal dengan produk bandeng presto, batik tulis Jetis, dan kerajinan kulit Tanggulangin.
Keberadaan 3 jalur alternatif ke Sidoarjo memberikan solusi nyata bagi masyarakat yang ingin bepergian lebih cepat dan efisien, baik dari arah Surabaya, Mojokerto, maupun daerah sekitar. Jalur Tol Waru–Gedangan, Krian–Buduran, dan Jalan Lingkar Timur terbukti mampu mengurangi kemacetan serta memperlancar arus logistik dan mobilitas harian.
Editor: Komaruddin Bagja