24 Kabupaten/Kota di Jatim Gelar PTM 100 Persen, Gubernur Khofifah: Wajib Prokes Ketat
GRESIK, iNews.id - Sebanyak 24 kabupaten/kota di Jawa Timur (Jatim) telah melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen. PTM ini digelar menyusul SKB 4 Menteri Nomor 05/KB/2021, Nomor 1347 tahun 2021, HK.01.08/Menkes/6678/2021 dan 443-5847 tahun 2021.
"PTM 100 persen bisa digelar, jika vaksinasi dosis kedua sudah melebihi 80 persen, termasuk capaian vaksinasi lansia berada di atas 50 persen," kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat sidak di SMK Negeri 1 Cerme, Selasa (4/1/2022).
Khofifah mengatakan, dari total 38 kabupaten/kota di Jatim, 24 di antaranya sudah memberlakukan PTM 100 persen. Kendati sistem pembelajaran kembali seperti biasanya, tetap saja ada aturan yang tidak boleh dilanggar.
"PTM digelar dengan durasi pembelajaran satu hari hanya 6 jam. Sedangkan kondisi kantin tidak boleh buka, siswa diharapkan membawa bekal sendiri dari rumah," kata Khofifah.
Menurut Khofifah, PTM 100 persen kali ini pada dasarnya bersifat wajib, dibanding dengan tahun sebelumnya. Pasalnya, PTM pada tahun lalu, sekolah tak bisa memberi sanksi kepada siswa yang tidak masuk kelas, gara-gara orangnya tidak memberi izin.
Di Kabupaten Gresik, hampir seluruh sekolah sudah mulai menjalani PTM 100 persen. Penerapan PTM berlaku wajib mengingat capaian vaksinasi tenaga kependidikan di Gresik sudah terpenuhi.
Memastikan PTM berjalan lancar, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Gresik Fandi Ahmad Yani melakukan peninjauan di dua sekolah di Gresik, pada Selasa (4/1/2022). Yakni SMK Negeri Cerme dan SMA Negeri 1 Cerme.
Gubernur Khofifah mengatakan, persiapan PTM 100 persen ini menindaklanjuti Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri tentang panduan pembelajaraan di masa pandemi. Termasuk meneyesukaikan berapa persen capaian vaksinasi terpenuhi.
Sementara itu, salah satu siswa SMK Cerme Mulifatul Nurjanah (17) mengaku, lebih senang pembelajaran tatap muka dariapa pembalajaran online. Selain bisa bertemu langsung dengan siswa lain, PTM lebih mudah mencerna mata pelajaran sekolah.
"PTM 6 jam saya rasa masih kurang, untuk kebutuhan mata pelajaran pokok dan praktik. Biasanya untuk memenuhi kebutuhan kami belajar pada waktu siangnya selepas sekolah," katanya.
Editor: Ihya Ulumuddin