2 Kuburan China di Bojonegoro Dibongkar Pencuri, Diduga Ambil Harta Karun 

BOJONEGORO, iNews.id - Dua kuburan China berusia puluhan tahun di Desa Wotanngare, Kecamatan Kalitudu, Kabupaten Bojonegoro dibongkar orang tak dikenal. Pelaku diduga sengaja membongkar makam untuk mengambil barang berharga yang ada di dalam makam. 

Lokasi makam yang dibongkar tersebut berada di area pesawahan yang jauh dari jalan umum atau permukiman warga dan jarang dilewati orang. Karena itu aksi pencuri ini tidak diketahui orang. 

Baca Juga

Diduga Kelaparan, Kawanan Kera Serbu Permukiman Warga di Padang

Di lokasi kuburan (bong cina) tersebut, setidaknya ada lebih dari 20 makam warga keurunan Tionghoa. Menurut warga setempat makam tersebut telah ada lebih dari 50 tahun lalu. 

Salah satu makam yang digali merupakan makam perempuan bernama Tan Sam Liak (Go Giang Nio) yang meninggal pada 8 Agustus 1969 di usia 85 tahun. Sementara satu makam lainnya tidak diketahui identitasnya karena pada batu nisan tidak tertulis identitasnya. 

Baca Juga

Dulu Pengangguran, Kini Pemuda Kampung Youtuber Bondowoso Bisa Beli Mobil hingga Rumah

Salah satu petani, yang memiliki sawah tak jauh dari makam, Rasmadi mengatakan, dirinya mengetahui kedua makam tersebut telah dibongar pada Jumat (16/10/2021) pagi saat hendak ke sawah. "Tidak tau siapa yang menggali. Pas saya lihat sudah bekas bongkaran," katanya, Minggu (17/10/2021). 

Baca Juga

4 Tempat Makan di Gresik Jawa Timur yang Sayang Jika Dilewatkan

Rasmadi juga menyampaikan bahwa selama dirinya menggarap sawah di dekat kuburan tersebut, baru sekali ini terjadi penggalian atau pembongkaran di makam tersebut. "Usianya makam ini sudah tua, kemungkinan lebih dari 50 tahun," ujarnya. 

Kepala Desawotanngare, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Yaci, mengatakan, bahwa dirinya mengaku baru mendapat laporan dari warga pada sabtu pagi. Dia juga tidak mengetahui motif dari pembongkaran makam tersebut. "Kemungkian mau ambil harta karung di dalam makam," ujarnya. 

Kini kuburan tersebut telah dipasangi garis polisi untuk proses penyelidikan. 

Editor: Ihya Ulumuddin