145 Calon Penumpang Tertahan di Pelabuhan Kalianget gegara Cuaca Buruk 

SUMENEP, iNews.id - Sebanyak 145 calon penumpang tertahan di Pelabuhan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Mereka tidak bisa berangkat karena kapal yang akan membawa mereka berhenti berlayar akibat cuaca buruk. 

Imbasnya, ratusan penumpang terpaksa menunggu di pelabuhan. Banyaknya penumpang yang batal berangkat menyebabkan ruang tunggu overkapasitas. 

Baca Juga

Gempa Terkini M4,1 Kembali Guncang Jayapura, Kedalaman 10 Km

Informasi yang dihimpun, ratusan calon penumpang ini sudah hampir dua pekan tertahan di pelabuhan. Waktu tunggu ini diperkirakan akan berlangsung lebih lama, sebab cuaca buruk diprediksi baru akan berakhir pada 5 Januari mendatang. 

Sementara itu, akibat banyaknya calon penumpang yang tertahan di pelabuhan, memaksa petugas menyiapkan ruang tambahan. Selain itu pemerintah setempat bersama pihak kepolisian juga turun memberikan bantuan makanan, baju untuk anak-anak hingga kasur dan bantal. 

Baca Juga

Cuaca Ekstrem, Gubernur Khofifah Minta Masyarakat Ikuti Peringatan BMKG 

Salah seorang calon penumpang Ahyar mengaku khawatir jika calon penumpang terus bertambah, sementara tempat tambahan tidak ada. Sementara jadwal keberangkatan kapal juga belum pasti.

"Ini perlu bantuan tambahan tempat. Ini sudah overkapasitas," ujarnya. 

Baca Juga

Penganiayaan Santri An-Nur 2 Malang, Polisi: Kami Segera Tetapkan Tersangka 

Petugas KSOP Pelabuhan Kalianget Nanik Tri Suryani, mengatakan, kondisi cuaca yang masih ektrem membuat Pelni menghentikan sementara pelayaran ke daerah kepulauan di Sumenep. Keputusan tersebut juga diambil berdasarkan rekomendasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). 

"Informasi terbaru cuaca belum aman untuk berlayar. Ini ada kontrak baru tanggal 5 berangkat dari Surabaya ke Masalembo. Karena cuaca memang masih merah, masih ekstrem," katanya. 

Diketahui, untuk mengantisipasi ruangan yang sudah overkapasitas, pemerintah setempat menyediakan rumah dinas camat yang berada di kantor kecamatan sebagai ruang tunggu.

Editor: Ihya Ulumuddin