MADURA, iNews.id - Sekolah gratis yang dirancang pemerintah ternyata belum sepenuhnya dirasakan seluruh masyarakat kurang mampu di Indonesia. Seorang siswa kelas 9 SMK di Pemekasan, Madura, Jawa Timur, harus putus sekolah karena ketiadaan biaya.

Muhammad Ainul Yaqin, warga Dusun Barat, Desa Laden, Pamekasan, tinggal sebatang kara setelah kedua orangtuanya meninggal di rumahnya satu tahun lalu. Kini, Ainul yang berusia 16 tahun terpaksa tinggal di rumah seorang diri.

Sejak ditinggal orangtuanya, Ainul harus memenuhi segala kebutuhan hidupnya seorang diri, termasuk membiayai sekolah di SMKN 2 Pamekasan. Jangankan untuk membayar biaya sekolah, untuk makan sehari-hari dia harus membanting tulang. Karena itu, dia memilih berhenti sekolah dan bekerja di tempat penimbunan barang rongsokan.

Di saat siswa dan siswi SMK kelas 3 mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), Ainul hanya bisa menelan ludah dan tidak bisa berbuat apa- apa. Pihak sekolah pun seakan tidak perduli dengan nasib Ainul.

Menurut tetangganya, Ainul kerap mendapat bantuan makan dari para dermawan. Namun untuk urusan sekolah, para tetangga yang nasib ekonominya tidak jauh lebih baik dari Ainul tidak bisa berbuat apa-apa.

Kini, Ainul harus mengubur mimpinya untuk bekerja di tempat yang layak, setelah tamat sekolah. Manisnya program sekolah gratis yang dirancang pemerintah tidak dapat dia rasakan.

Video Editor: Khoirul Anfal


Editor : Dani M Dahwilani

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network