Penampakan Wali Kota Blitar Santoso usai menjadi korban perampokan. (Foto: iNews.id/Roby Ridwan).

BLITAR, iNews.id – Wali Kota Blitar Santoso berharap ada evaluasi pengamanan di rumah dinasnya. Bahkan, dia juga berharap pengamanan itu melibatkan TNI dan Polri. 

Usul itu disampaikan Santoso karena menganggap pengamanan di rumah dinasnya belum cukup, karena hanya dijaga Satpol PP. Itu sebabnya, kawanan perampok berani masuk dan mengobok-bok. 

“Saya berharap menjadi evaluasi kalau perlu ada penambahan personil dari TNI dan polri,” ujar Santoso kepada wartawan. Perampokan di rumdin Wali Kota Blitar berlangsung antara pukul 3-4 dini hari.

Pelaku mengendarai mobil berpelat merah yang saat ini masih diselidiki polisi, apakah asli atau palsu. Para pelaku yang diduga berjumlah 5 orang dengan mudah melumpuhkan 3 orang petugas satpol PP di pos jaga.

Ketiga petugas disekap tanpa ada perlawanan. Tangan, kaki, mulut dan mata mereka diikat lakban. Sebanyak 3 orang pelaku lantas menerobos masuk kamar Wali Kota Blitar dengan menjebol pintu kamar.

Santoso disergap sekaligus ditengkurapkan dengan muka menghadap lantai ruangan.Tangan, kaki, mulut dan matanya dilakban. Begitu juga istrinya, Ny Feti Wulandari juga disekap dengan posisi berdiri.

Santoso mengaku mengalami sejumlah penganiyaan. Ia dipukul dan ditendang berkali-kali saat pelaku memaksanya menunjukkan tempat penyimpanan uang. Santoso akhirnya menyerah saat pelaku mengancam hendak menelanjangi istrinya.

Para pelaku membawa kabur uang tunai Rp 400 juta serta perhiasan milik istrinya yang disimpan di dalam almari. Sebelum pergi, kawanan perampok lebih dulu membawa box recorder CCTV sekaligus memutuskan kabel jaringan yang ada.

Terkait perlu adanya personil TNI dan Polri, Santoso berdalih seorang pejabat negara harus diamankan dan dijaga dari semua hal-hal yang tidak diinginkan. Selama ini di rumdin Wali Kota Blitar hanya ada petugas Satpol PP.

Praktis, yang menghuni rumdin hanya 5 orang, yakni Santoso dan istri serta 3 orang petugas Satpol PP. “Apalagi tahun politik. Supaya tugas saya menjalankan pengabdian di masyarakat bisa lebih amanah dan nyaman,” katanya.

Kendati demikian, Santoso enggan berandai-andai atas musibah yang menimpanya. Ia menyerahkan seluruh pengusutan kasus kepada aparat kepolisian. “Kami serahkan penanganan kasus ini pada polisi dan sedang diselidiki,” katanya. 

Sementara aparat kepolisian terus berusaha keras mengungkap aksi perampokan yang terjadi. Saat ini sudah 20 orang yang dimintai keterangan sebagai saksi. Menurut Kapolres Blitar Kota AKBP Argowiyono, pendalaman yang dibantu tim Polda Jatim terus berjalan.

“Polisi juga memeriksa (memintai keterangan) orang-orang yang sebelumnya bekerja di rumah dinas wali kota Blitar,” ujar Argowiyono.


Editor : Ihya Ulumuddin

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network