BOJONEGORO, iNews.id - Pascaviralnya video seorang pelajar dipukuli siswa lain di toilet sekolah di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), polisi masih menyelidiki kasus tersebut. Polisi telah meminta keterangan dari tiga saksi dan mengejar pelaku pemukulan yang menyebabkan korban mendapat delapan jahitan di kepala.
Pelaku diduga kabur setelah video aksi kekerasan yang direkam oleh temannya beredar luas di masyarakat. Dalam video kekerasan berdurasi 30 detik itu menunjukkan seorang siswa dipukuli di toilet sekolah. Video awalnya beredar melalui WhatsApp dan viral sejak beberapa hari terakhir. Korban diketahui berinisial D, pelajar SMK Siang 1 asal Kecamatan Balen, Bojonegoro.
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Bojonegoro AKBP Ary Fadli mengatakan, tiga orang saksi yang sudah dimintai keterangan, termasuk dari pihak sekolah maupun pelajar yang menyaksikan aksi kekerasan di toilet sekolah. Polres Bojonegoro masih mendalami kasus kekerasan pelajar tersebut.
“Untuk sementara kami masih mendalami. Kemarin dari pihak korban, orang tua korban sudah melapor ke kepolisian. Sudah kami tindak lanjuti dan kami dalami dengan pemeriksaan saksi-saksi sampai hari ini. Para pelaku kami harapkan bisa segera kami amankan,” kata AKBP Ary Fadli, Senin (5/11/2018).
Dari hasil penyelidikan sementara Satreskrim Polres Bojonegoro, pelaku pemukulan pelajar D pada Jumat, 3 November 2018, diduga satu orang. Sementara tiga anak lain hanya melihat dan merekam pemukulan tersebut.
Pihak SMK Siang 1 Bojonegoro sebelumnya membenarkan video aksi kekerasan yang viral di media sosial, terjadi di toilet SMK Siang 1, pada Jumat (2/11/2018). Akibat kejadian tersebut, korban mengalami luka parah di bagian kepala. Bahkan, pelipis mata bagian kanan harus mendapat delapan jahitan.
“Saya yang bawa dia (D) ke puskesmas. Saya yang dampingi dia waktu kepalanya dijahit. Setelah itu, kita kembali ke sekolah dan saya minta dia izin pulang ke rumah lebih awal,” kata guru SMK Siang 1 Bojonegoro, Yeti.
Insiden pemukulan diduga berawal dari aksi saling ejek sesama siswa di sekolah. D, pelajar kelas 11, akhirnya dipukuli kakak kelasnya dari kelas 12. D akirnya dihajar di toilet sekolah. “Katanya awalnya bercanda sama teman-temannya,” ujar Yeti.
Insiden kekerasan terhadap pelajar di Bojonegoro juga menjadi sorotan Pusat Perlindungan Perempuan dan Anak (P3A). Kepala Divisi Advokasi P3A Bojonegoro Titin mengatakan, siap mendampingi korban untuk penanganan kasus tersebut.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait