Pemotor melintas di atas jemuran gabah di atas jalan aspal Magetan. (Foto: IG @sukijan).

SURABAYA, iNews.id - Masyarakat petani di Magetan punya kebiasaan unik saat musim panen tiba, yakni menjemur gabah di jalan aspal yang panas. Saat itu, jalanan aspal di perkampungan berganti menjadi hamparan gabah yang luas. 

Pemandangan ini tentu membingungkan pengguna jalan, terutama mereka yang tidak mengetahui kebiasaan itu. Sebab, biasanya, jemuran gabah menutupi semua permukaan aspal. 

Mereka yang takut mengotori gabah bisa jadi akan putar balik dan batal melintas. Meski tak jarang juga yang tetap menerabasnya. 

Lalu apa alasan petani menjemur gabah dengan cara seperti itu?. 

1. Mempercepat Pengeringan 

Para petani umumnya masih memroses hasil panen panen secara konvensional. Setelah diambil dari sawah, gabah tersebut akan segera dikeringkan hingga menjadi gabah siap giling (kadar air 14 persen). Caranya yakni mengeringkan gabah di bawah sinar matahari. 

Cara tradisional ini dipakai karena para petani tidak memiliki mesin pengering. Karena itu mereka rela berpanas-panas di atas aspal untuk mendapatkan hasil gabah kering berkualitas. 

Sebab, mereka butuh secepatnya mengambil untung dari hasil padi yang mereka tanam. Apalagi, harga jual gabah kering jauh lebih tinggi dibanding gabah basah yang baru mereka bawa pulang dari sawah.  

2. Tak Punya Lahan Luas

Mengeringkan gabah dengan cara konvensional sejatinya bisa dilakukan di halaman rumah yang luas. Namun, umumnya, halaman rumah warga di Magetan masih berupa tanah. Bukan cor atau beton, layaknya lahan di tempat penggilingan padi. 

Karena itu, untuk tetap bisa mengeringka gabah di halaman harus menggunakan alas berupa terpal atas anyaman bambu. Hanya saja, suhunya tak sepanas di jalan aspal. 

Selain itu, halaman rumah di Magetan umumnya masih terdapat pepohonan yang rimbun, sehingga menutup sinar matahari. Karena itu, pilihan satu-satunya hanyalah jalanan aspal di depan rumah mereka.  

3. Kearifan Lokal 

Menjemur gabah di jalan aspal yang panas sudah berlangsung turun temurun di wilayah Magetan. Cara unik ini juga telah menjadi tradisi kearifan lokal masyarakat setempat. 

Maka jangan heran bila musim panen tiba, jalanan aspal di Magetan berganti menjadi hamparan padi. Anda tak perlu khawatir untuk melintas, sekalipun menggunakan motor atau mobil. 

Sebab, masyarakat setempat tidak akan marah. Mereka sadar bahwa cara menjemur gabah tersebut mengganggu lalu lintas, sehingga rela jemuran gabahnya dilindas.


Editor : Ihya Ulumuddin

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network