BLITAR, iNews.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar mengirimkan sebanyak 10.000 masker ke Hong Kong untuk warga Blitar yang bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di sana. Bantuan itu diharapkan bisa membantu para TKI mencegah terinfeksi virus korona di tengah kelangkaan masker.
Diketahui hingga Rabu (12/2/2020), jumlah korban tewas akibat virus korona mencapai 1.116 orang. Di Hong Kong, jumlah pasien terinfeksi virus ini mencapai 50 orang dan satu orang meninggal. Situasi ini menimbulkan kecemasan pada warga dan para TKI yang bekerja di sana.
Bupati Blitar Rijanto mengatakan, dirinya mendengar langsung mengenai krisis masker di kalangan buruh migran Hong Kong, khususnya dari Kabupaten Blitar dari seorang TKI perempuan Singapura asal Doko. Sebagai solidaritas sesama buruh migran, yang bersangkutan meminta Rijanto mengirimkan masker kepada teman mereka di Hong Kong yang menghadapi ancaman terinfeksi virus korona.
“TKW Indonesia orang Doko di Singapura yang menyampaikan soal masker untuk teman mereka di Hong Kong. Kami sudah menyiapkan 10.000 masker yang akan dikirim hari ini,” kata Bupati Blitar Rijanto kepada wartawan, Rabu (12/2/2020).
Selain langka, para buruh migran Blitar di Hong Kong mengeluhkan harga masker yang melambung tinggi karena merebaknya wabah virus korona. “Kami berharap bantuan yang diberikan Pemkab diharapkan bisa mengurangi kelangkaan masker yang terjadi di lingkungan buruh migran Hong Kong seiring mewabahnya kasus virus korona,” katanya.
Dari data yang dihimpun, jumlah buruh migran asal Kabupaten Blitar pada tahun 2019 sebanyak 4.389 jiwa. Dari jumlah tersebut, separuh di antaranya berada di Hongkong dengan alasan gaji lebih sejahtera.
Terkait kemungkinan adanya permintaan masker dari buruh migran di luar Hong Kong, Rijanto mengatakan, masih melihat perkembangan. Mengingat stok masker di wilayah Kabupaten Blitar yang terbatas, dia menegaskan tidak mau gegabah.
Rijanto khawatir jika banyak masker dikirim ke luar negeri, di Blitar malah akan terjadi krisis masker. Situasi itu akan merepotkan ketika datang bencana yang membutuhkan masker dalam jumlah besar.
“Kami harus hati-hati. Jadi kalau banyak kami keluarkan, pas ada bencana kami kerepotan juga,” kata Rijanto.
Rijanto juga mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum menerima laporan mengenai buruh migran asal Blitar yang sakit atau terindikasi terinfeksi virus korona. Sejauh ini, Pemkab Blitar terus mengeluarkan imbauan kepada buruh migran untuk terus menjaga pola hidup sehat.
“Kami terus mengimbau untuk waspada dan menjaga pola hidup sehat. Salah satunya dengan menggunakan masker,” kata Rijanto.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait