Aremania dan KontraS memberikan keterangan resmi terkait tragedi Stadion Kanjuruhan Malang (Foto: MPI/Avirista Midaada)

MALANG, iNews.idTragedi Kanjuruhan yang menelan 125 korban tewas menjadi keprihatinan masyarakat dunia. Tekait insiden itu, Aremania membantah bila mereka turun ke lapangan Stadion Kanjuruhan Malang untuk menyerang pemain. 

Saat kejadian setelah kick-off tanda pertandingan berakhir, tim lawan Persebaya Surabaya sudah langsung meninggalkan lapangan menuju ke ruang ganti.

Aremania Kota Batu Dadang Indarto mengatakan, rekan-rekannya turun ke lapangan hanya bermaksud untuk menyemangati pemain-pemainnya. Bahkan mereka sempat menepi kembali ke luar lapangan usai steward melakukan imbauan.

"Teman-teman turun hanya menyalami dan tidak melukai, kawan kita diamankan oleh steward, ketika naik kembali dikira gegeran (pertengkaran) dari tribun utara dan selatan, tapi itu tidak ada perlawanan sama sekali, tidak ada perlawanan," ucap Dadang saat memberikan keterangan terbuka bersama Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) di Kota Malang, Senin (3/10/2022).

Namun ketika para Aremania turun memasuki lapangan, tiba-tiba aparat keamanan langsung membawa senjata berupa pentungan dan mengejar para suporter yang masuk. 

Dia pun menyayangkan hal itu, padahal petugas keamanan bisa melepaskan anjing pelacak untuk menghalau massa, tapi itu tidak dilakukan. 

Justru ketika massa kian banyak yang masuk lapangan karena sudah emosional akibat tindakan aparat keamanan, semprotan gas air mata ditembakkan ke arah tribun penonton. 

Alhasil Aremania mencoba masuk lapangan untuk menyelamatkan diri karena beberapa pintu keluar dalam keadaan tertutup.

"Seharusnya cukup anjing - anjing dilepaskan bubar, lari ke lapangan untuk menyelamatkan. Lari ke tengah lapangan untuk menyelamatkan diri, tembakan kedua ke arah tribun, tembakan ketiga kedua jaraknya dekat," tuturnya.

Hal serupa dirasakan Yoga Kumud Aremania Kampus UIN Malang yang menyebut, Aremania tidak menyerang pemain saat memasuki lapangan. Apalagi saat itu, pemain lawan Persebaya sudah masuk ke luar lapangan.

"Hanya memeluk, menyemangati, tidak menyerang pemain. Apalagi ketika pertandingan berakhir Persebaya Surabaya langsung masuk (lorong ganti), pemain sudah tergeletak di lapangan menyesali kekalahan, tidak ada serangan. Sudah diamankan steward," kata Yoga.

Saat kejadian, Yoga mengaku saat itu ia berada di tribun dan ia tahu betul bagaimana tribun di dekat pintu 6, 7, sampai selatan disemprot gas air mata. Bahkan saat truk polisi mencoba melontarkan gas air mata, para Aremania berusaha untuk menyelamatkan diri menuju ruangan di dalam tribun VIP.

"Ditembakkan gas air mata ke tribun, sangat membuat penonton berdesakan ke pintu dan terjadi penumpukan," katanya.


Editor : Kastolani Marzuki

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network