BOJONEGORO, iNews.id - Ratusan hektare tanaman padi di Bojonegoro Jawa Timur, mati membusuk, setelah sepekan terendam banjir luapan Sungai Bengawan Solo. Sementara sejumlah petani memilih memanen dini tanaman mereka meski hasil yang didapat tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.
Berdasarkan pengamatan wartawan iNews di lapangan, Sabtu (3/3/2018) pagi tadi, kondisi tanaman padi di Desa Bogo, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, sangat memprihatinkan. Tanaman yang berusia sekitar dua bulan ini mati membusuk setelah sepekan terendam banjir luapan Sungai Bengawan Solo.
“Ini banjir luapan Sungai Bengawan Solo. Memang daerah ini sering banjir, apalagi kalau sungai meluap atau hujan sedang tinggi-tingginya,” ucap Siti, salah seorang petani asal Desa Bogo.
Petani memilih untuk membiarkan tanaman mereka mati sambil menunggu kondisi cuaca membaik, untuk kembali bercocok tanam. Selain di Desa Bogo ada ratusan hektare tanaman padi di sepanjang bantaran Sungai Bengawan Solo, yang mengalami kondisi serupa.
Sementara itu, sejumlah petani yang tanamannya sudah berbuah memilih untuk memanen dini tanaman padi mereka. Meskipun, hasil yang diperoleh tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan pada masa tanam dan perawatan.
Satu hektar tanaman padi menelan biaya Rp6 juta hingga Rp7 juta. sementara hasil panen dari padi yang terendam banjir diperkirakan hanya Rp1 juta.
“Sawah saya satu hektare, sementara masih banyak hingga ratusan hektare sawah lainnya yang terendam Mas. Biasanya satu hektare itu dapatnya Rp9 juta, lah tahun ini habis semua ini Mas,” kata Suwardi, salah seorang petani lainnya.
Data di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, banjir luapan Sungai Bengawan Solo sedikitnya merendam 1.500 hektare tanaman padi yang tersebar di 71 desa 11 kecamatan.
Editor : Himas Puspito Putra
Artikel Terkait