LAMONGAN, iNews.id - Penyebaran virus korona yang pertama kali muncul di Kota Wuhan, China benar-benar menjadi teror dunia yang menakutkan. Sampai Rabu (29/1/2020), otoritas kesehatan China menyebutkan total korban tewas mencapai 170 jiwa dengan jumlah yang terinfeksi 7.251 orang.
Keganasan virus mematikan ini menghantui tiga mahasiswa Fakultas Bahasa Mandarin, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang sedang menjalani tugas belajar di Huazhong Normal University, di Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei, China.
Ketiga mahasiswa asal Lamongan tersebut yakni Humaidi Zahid asal Desa Payaman, Kecamatan Solokuro, Pramesti Ardita Cahyani dari Desa Brondong, Kecamatan Brondong dan Ayu Winda dari Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Lamongan.
Untuk memastikan kondisi ketiga mahasiswa, Bupati Lamongan Fadeli bersama jajaran Muspida mengundang keluarga mereka untuk melakukan video converence di Guest House Pemkab Lamongan, Rabu (29/1/2020).
Saat membuka dialog, Bupati Fadeli langsung menanyakan kondisi kesehatan mereka bertiga. Mereka lantas menjawab secara bersamaan dalam keadaan sehat.
"Alhamdulillah masih cukup, tapi memang kebetulan sekarang masih suasana Imlek, jadi toko-toko masih tutup," ujar Humaidi Zahid, alumni Pondok Pesantren Darul Ma'arif, Payaman, menjawab pertanyaan bupati soal ketersediaan makanan dan obat-obatan.
Meski terisolasi, mereka sebenarnya masih diberi izin untuk keluar membeli kebutuhan sehari-hari. Namun mereka mengaku takut keluar dari area kampus.
"Takut terinfeksi. KBRI juga setiap hari menanyakan kondisi kami dan mengusahakan agar proses evakuasi berjalan cepat," kata Pramesti.
Fadeli menyampaikan, pemkab siap membantu jika para mahasiswa yang berada di Wuhan mengalami kekurangan stok makanan.
"Nanti kalau memang kekurangan kebutuhan, baik untuk makanan dan lain sebagainya, kalian (mahasiswa) bisa berkomunikasi dengan kami," ujarnya.
Saat ini, Pemkab Lamongan masih mengupayakan untuk memulangkan mahasiswa Lamongan yang berada di Wuhan.
"Kami sudah berkoordinasi untuk upayakan proses pemulangan. Tetapi masih menunggu situasi di sana. Yang penting sekarang adik-adik dalam keadaan sehat. Semoga situasinya cepat kembali seperti semula dan proses belajarnya sukses," ucap bupati.
Sementara ketiga orang tua mahasiswa tersebut, termasuk Miftahatin ibu dari Humaidi Zahid, yang menyaksikan video conference terlihat bahagia mengetahui putranya dalam kondisi sehat. Dia juga sedih karena anaknya berada di wilayah yang ada dalam bayang-bayang teror virus korona. Para keluarga mahasiswa tampak tak sanggup membendung air mata. Suasana tangis haru pun terjadi saat video conference yang diunggah di media sosial tersebut.
Selain tiga mahasiswa tersebut, juga terdapat dua warga Lamongan yang sedang melanjutkan pendidikan di China. Yakni Iffa Maratus Shohibul Birri, mahasiswi S2 di Tianjin Foreign Studies University dan Nurul Hikmawati yang mendapat beasiswa usulan Ponpes Tarbiatut Tholabah melalui Sa’adah Bunga Gresik di Nantong Shipping Collage.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa (Bakesbang) Lamongan Sudjito mengatakan, tiga mahasiswa tersebut seharusnya sudah meninggalkan China pada 13 Januari 2020. Namun karena terisolasi sehingga masih tertahan di Wuhan.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait