SURABAYA, iNews.id – Sekolah Menegah Atas (SMA) di Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim) menggelar belajar tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Keputusan ini diambil karena Surabaya masuk zona oranye Covid-19.
Jadwal sekolah tatap muka pun dibagi. Untuk hari biasa, satu kelas yang biasanya berisi 34 siswa, namun untuk belajar tatap muka hanya akan diisi 17 orang. Selain itu, waktu proses belajar mengajar juga dikurangi.
Belajar tatap muka ini dilakukan atas persetujuan dari Dinas Pendidikan sebagai uji coba persiapan belajar tatap muka serentak di Surabaya dan juga orang tua murid.
Salah satu sekolah yang menerapkan belajar tatap muka yakni SMA Ta'miriyah di Jalan Indrapura Surabaya. Pengelola sekolah menerapkan protokol kesehatan secara kekat.
Sebelum masuk kelas, para peserta didik wajib mencuci tangan dan juga memakai masker. Mereka juga menjalani cek suhu badan dan harus menggunakan hand sanitizer.
Sekolah ini juga menerapkan pembagian waktu untuk peserta didik yang mengikuti belajar tatap muka. Untuk kelas X masuk di hari Senin. Kelas XI pada hari Selasa dan Rabu. Sedangkan kelas XII masuk pada hari Kamis dan Jum'at. Waktu belajar juga hanya 60 menit setiap mata pelajaran.
Kepala Sekolah SMA Ta'miriyah Surabaya, Sucipto mengatakan, belajar tatap muka ini sudah dilakukan sejak 2 November 2020. Setiap minggunya, akan ada evaluasi dari pelaksanaan belajar tatap muka.
“Insya Allah protokol kesehatan benar-benar disiapkan dan dilakukan secara ketat,” katanya, Kamis (12/11/2020).
Pengelola sekola juga menyiapkan wastafel di setiap depan kelas. Sebelum belajar tatap muka, ruang kelas juga disemprot disinfektan.
Salah satu siswa, Yani Nurshalfika Fitri mengaku senang bisa mengikuti belajar tatap muka ini. Selain bisa bertemu dengan teman, dia juga merasa lebih mudah menerima penjelasan dari guru secara langsung.
“Kalau belajar daring, kadang kesulitan menerima materi yang diberikan oleh guru. Padahal saya sudah kelas XII,” katanya.
Dia dan teman yang lain berharap pandemi Covid-19 bisa segera berakhir, agar proses belajar mengajar berjalan normal seperti sebelumnya.
Editor : Umaya Khusniah
Artikel Terkait