JAKARTA, iNews.id - Sosok Bung Tomo yang pemberani dan berwibawa ternyata juga pribadi yang lembut dan romantis. Dia kerap menulis puisi untuk perempuan yang dicintainya, Sulistina.
Dikutip dari buku "Bung Tomo: Hidup dan Mati Pengobar Semangat Tempur 10 November" karya Abdul Waid, Bung Tomo bahkan pernah menulis sebuah puisi romantis saat peringatan Hari Kartini.
Puisi Bung Tomo untuk istrinya begitu romantis dan seolah tak menggambarkan pribadi Bung Tomo.
Ini Hari Kartini, Dik!
Terbayang wajahmu nan cantik
Penaku kini henti sedetik
Terlintas semua jasamu
Sejak kita bertemu.
Konon, pribadi Bung Tomo mulai berubah menjadi pria romantis dengan puisi-puisi cintanya sesaat setelah dimabuk asmara dengan perempuan yang menjadi aktivis Palang Merah Indonesia (PMI).
Namun tak banyak yang tahu, ternyata selain puisi romantis, Sutomo kerap kali menulis puisi yang berisi kegelisahan hatinya. Dia kerap mencurahkan isi hatinya dalam bentuk puisi yang ia tulis hampir setiap hari.
Banyak sekali karya-karya puisi yang dihasilkan sang orator ini. Terkadang puisinya dituliskan untuk seseorang dan kadang pula sekadar disimpan sebagai koleksi.
Tapi pada umumnya, puisi-puisi Bung Tomo kebanyakan ditujukan kepada Sulistina. Dia kerap kali memuji kecantikan Sulistina dan mengungkapkan isi hatinya. Melalui puisi itulah Bung Tomo mengekspresikan rasa sayangnya kepada Sulistina.
Puisi-puisi untuk Sulistina ditulis saat keduanya masih berpacaran maupun setelah keduanya menikah. Meski Bung Tomo bukanlah sastrawan layaknya Chairil Anwar, WS Rendra, atau Taufik Ismail, tapi puisinya cukup menyentuh dan indah untuk dibaca.
Bahkan salah satu puisi Bung Tomo ditulis langsung dengan menggunakan mesin ketik yang hingga kini masih diabadikan.
Tak pelak puisi-puisi ini membuat Sulistina konon begitu terkesima. Apalagi sosoknya bukanlah perempuan yang mudah didekati oleh para laki-laki di masanya.
Selain itu, kesibukan keduanya juga kerap membuat mereka tak bisa bertemu secara leluasa sehingga puisi itu menjadi bagian salam rindu Bung Tomo kepada kekasihnya.
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait