SURABAYA, iNews.id - Selama setahun pandemi, Covid-19 telah memakan banyak korban jiwa di Indonesi termasuk Provinsi Jawa Timur (Jatim). Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan, terhitung sejak 2 Maret 2020 hingga 2 Maret 2021, jumlah warga Jatim yang meninggal mencapai 9.179 orang.
Angka kematian di Jatim masih yang tertinggi nasional. Sementara di posisi kedua Jawa Tengah dengan jumlah 6.696 kasus kematian, disusul DKI Jakarta 5.583 kasus kematian dan Jawa Barat 2.413 kasus kematian.
Sementara pasien yang positif terinfeksi Covid-19 sebanyak 130.212 orang. Jumlah kasus positif Covid-19 di Jatim tersebut berada di peringkat keempat nasional. Peringkat pertama DKI Jakarta dengan jumlah 342.371 kasus, disusul Jabar sebanyak 214.528 kasus dan Jateng 154.669 kasus.
Ketua Satgas Kuratif Covid-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi mengatakan, ada sejumlah penyebab tingginya kasus kematian akibat Covid-19 di Jatim. Salah satunya akibat keterlambatan pasien masuk rumah sakit. Hal itu diperparah dengan penyakit bawaan atau komorbid pasien.
"Sebanyak 91 persen lebih kasus kematian Covid-19 di Jatim disertai komorbid. Ada sejumlah komorbid yang banyak menyertai seperti jantung, hipertensi, gagal ginjal hingga diabetes," katanya, Rabu (3/3/2021).
Direktur Utama (Dirut) RSU dr Soetomo ini mengatakan, berbagai upaya dilakukan Pemprov Jatim bersama Satgas Covid-19 untuk menekan angka kematian, di antaranya mendatangkan alat High Flow Nasal Cannule (HFNC). Alat ini bisa membantu mengurangi risiko pasien gagal napas.
Pihaknya juga memisahkan antara pasien Covid-19 bergejala berat dengan gejala ringan. "Bila gejala berat, akan difokuskan dirawat di rumah sakit rujukan. Jika tanpa gejala, akan ditempatkan di rumah sakit darurat,” ujarnya.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait