SURABAYA, iNews.id - Sejumlah warga di Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim), menyoroti adanya pagar tinggi di rumah dinas Tri Rismaharini. Sebab fenomena ini terjadi jelang penyelenggaraan Pilkada 2020.
Ketua Fraksi di DPRD Surabaya, Arif Fathoni mengatakan, dengan pagar tinggi itu warga tidak bisa lagi melihat halaman atau teras rumah dinas dari luar.
"Kemarin Jalan Sedap Malam yang merupakan akses menuju Balai Kota ditutup. Penghuni rumah di jalan ini dan pegawai pemkot terpaksa memutar," kata Arif di Kota Surabaya, Jatim, Sabtu (29/11/2020).
Pagar tersebut ditutup pagar tinggi disertai fiber gelap. Para pegawai di jajaran Pemerintah Kota Surabaya pun mengaku bingung dengan adanya pagar tersebut.
Menurut dia, sebagai pemimpin daerah Kota Surabaya lebih terbuka kepada rakyatnya, bukan malah menutup diri, apalagi saat masa akhir kepemimpinannya jelang Pilkada 2020.
"Ini malah menimbulkan kecurigaan warga. Apa ada yang tidak beres sehingga akses dan pagar rumah dinas harus ditutup," katanya.
Bila tujuannya untuk mengantisipasi dampak aksi demo, unjuk rasa Omnibus Law dan terkait Habib Rizieq sudah selesai, sehingga tak perlu ditutup seperti ini.
Fathoni berpandangan bahwa selama ini Risma mencitrakan diri sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat. Namun di akhir periodenya justru mengambil jarak dengan.
Anggota Komisi A ini menjadi saksi kalau rumah dinas wali kota sejak jaman Wali Kota Cak Narto tidak pernah ditinggikan dan ditutup seperti sekarang.
Editor : Andi Mohammad Ikhbal
Artikel Terkait