Ilustrasi, Perang Bharatayudha merupakan peperangan yang melibatkan sesama saudara, yakni antara Pandawa dengan Kurawa. (Foto: perpusda.boyolali.go.id).

JAKARTA, iNews.id- Perang Bharatayudha merupakan peperangan yang melibatkan sesama saudara, yakni antara Pandawa dengan Kurawa. Perang bermula karena pihak Kurawa yang berambisi untuk menguasai tahta Hastinapura secara penuh.

Dia melakukan segala cara untuk menyingkirkan Pandawa yang sebenarnya merupakan saudaranya. Semua usaha tersebut sebenarnya menemui kegagalan hingga terjadinya perang Baratayudha di padang Kurusetra yang berlangsung selama 18 hari.

Penyebab perang Bharatayudha

Pandu yang merupakan ayah dari para Kurawa pada suatu hari membawa pulang tiga putri berasal dari tiga negara berbeda, bernama Kunti, Gandari dan Madri. Salah satu dari ketiga putri tersebut kemudian diberikan sebagai persembahan kepada Dretarastra, kakak Pandu yang buta. 

Putri yang terpilih, yakni Gandari karena Destarastra yang buta memilih dengan cara mengangkat satu persatu ketiga putri tersebut dan Gandari lah yang bobotnya paling berat. 

Dretarastra mengasumsikan Gandari akan memiliki banyak anak sesuai keinginannya sehingga Gandari sakit hati dan bersumpah, keturunannya akan menjadi musuh bebuyutan dari anak – anak Pandu. 

Sejak itu Gandari dan adiknya Sengkuni selalu mendidik anak- anaknya untuk selalu bermusuhan dengan anak – anak dari Pandu.

Kedua putri yang lain, yaitu Kunti dan Madri kemudian dinikahi oleh Pandu. Namun, Pandu mendapatkan kutukan dari sepasang resi yang dipanahnya ketika sedang berwujud rusa sehingga tidak dapat berhubungan dengan istri – istrinya. 

Pandu yang hidup seperti pertapa meyakini jika dia tidak memiliki anak laki – laki, akan masuk neraka. 

Setelah Pandu meninggal, anak – anak Pandawa selalu menjadi sasaran dari kejahatan Kurawa. Yudistira merupakan putra Dinasti Kuru yang tertua dan dia berhak menjadi Raja sejak kerajaan Amarta telah diserahkan oleh Dretarastra kepada adiknya karena buta. 

Dretarastra hanya menggantikan Pandu sebagai kepala pemerintahan sementara hingga Yudistira dewasa, namun anak – anak Kurawa berpendapat lain karena hasutan dari ibunya membuat mereka berpikiran negatif dan membenci keturunan Pandu.

Duryudana berambisi untuk menjadi raja dan menguasai tahta Dinasti Kuru, kemudian mengusahakan segala cara termasuk mencoba membunuh Yudistira bersama para saudaranya namun selalu gagal karena mereka dilindungi oleh Widura dan Kresna.

Pemicu perang Baratayuda terjadi ketika Pandawa kalah dalam permainan dadu dengan Kurawa yang mengakibatkan Kerajaan Amarta diambil alih Kurawa dan Pandawa menjalani hukuman dengan diasingkan di Hutan Kamiyaka selama 12 tahun dan setahun penyamaran sebagai rakyat jelata di Kerajaan Wirata. 

Setelah masa hukuman berakhir, Kurawa tetap tidak mau menyerahkan kembali wilayah Amarta dan memicu pertempuran antarsaudara yang seharusnya tidak perlu terjadi.

Berlangsungnya perang Bharatayudha

Sejarah perang Bharatayudha berlangsung di Padang Kurusetra yang dianggap sebagai tempat suci bagi penganut agama Hindu. perang ini berlangsung selama 18 hari dan dimulai saat fajar serta harus selesai sebelum matahari terbenam.

Pertempuran tersebut merupakan peperangan sampai mati,  ksatria yang berhasil mempertahankan nyawanya sebagai pemenang. Aturan perang Bharatayudha yang disebut sebagai Dharmayuddha ditetapkan kedua belah pihak, yakni:

1. Pertempuran dimulai saat matahari terbit dan berhenti saat matahari terbenam.  

2. Pertempuran harus dilakukan satu lawan satu, tidak boleh mengeroyok prajurit yang sendirian.

3. Dua ksatria diizinkan bertempur secara pribadi jika memiliki senjata atau kendaraan yang sama, misal kuda, gajah atau kereta. 

4. Prajurit yang menyerahkan diri tidak boleh dibunuh. 

5. Prajurit yang menyerahkan diri harus menjadi tawanan perang atau budak. 

6. Tidak boleh melukai atau membunuh ksatria yang tidak bersenjata.

7. Tidak boleh membunuh atau melukai prajurit yang sedang tidak sadar. 

8. Tidak boleh melukai atau membunuh orang yang tidak ikut dalam peperangan atau binatang.

9. Tidak boleh melukai dari belakang atau membunuh. Tidak diizinkan menyerang perempuan.

10. Ada peraturan khusus untuk setiap jenis senjata, misal dilarang memukul bagian pinggang ke bawah ketika sedang menggunakan gada.

11. Tidak berperang dengan curang.

Akhir perang Bharatayudha

Kemenangan dan kekalahan silih berganti dialami oleh Pandawa dan Kurawa selama hari – hari pertempuran Baratayudha tersebut sampai pada hari ke-10 ketika Pandawa menyusun strategi baru untuk mengalahkan Bisma. 

Akhir dari peperangan ini pun dimenangkan oleh para Pandawa. Hampir semua prajurit dari kedua belah pihak tewas, dari pihak Pandawa hanya ada tujuh senopati yang bertahan hidup di antaranya kelima Pandawa, Yuyutsu dan Satyaki. 

Sedangkan dari pihak Kurawa, hanya tersisa tiga senopati yang hidup, yaitu Aswatama, Krepa dan Kertawarma. 

Yudhistira pada akhirnya dinobatkan sebagai Raja Hastinapura dan setelah beberapa lama menyerahkan tahta kepada Parikesit, cucu Arjuna. 

Dia bersama para Pandawa dan Drupadi melakukan perjalanan spiritual dan mendaki gunung Himalaya sebagai tujuan akhir dari perjalanan mereka. 

Drupadi dan keempat Pandawa lainnya meninggal dalam perjalanan tersebut hingga tersisa Yudhistira yang berhasil mencapai puncak, kemudian dianugerahkan masuk surga oleh Dewa Dharma. 

Kisah ini menjadi legenda di kalangan masyarakat India dan pemeluk agama hindu.


Editor : Kurnia Illahi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network