MALANG, iNews.id - SDN Tulusrejo 4 Kota Malang mengalami krisis jumlah murid baru. Dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2025–2026, sekolah ini sepi peminat hanya mendapatkan dua siswa baru di kelas I.
Ironisnya, pada hari ketiga Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), hanya satu siswa yang hadir, sementara satu lainnya absen karena sakit.
Pantauan iNews di lokasi menunjukkan suasana sekolah yang cukup lengang, meski berada di kawasan permukiman padat penduduk. Satu-satunya siswa baru yang hadir mengikuti MPLS menggunakan seragam olahraga dari TK tempatnya belajar sebelumnya.
Karena hanya satu murid yang hadir, kegiatan MPLS digabung dengan siswa kelas lain, dari kelas 1 hingga 6. Total seluruh siswa SDN Tulusrejo 4 saat ini hanya 47 orang yang dibimbing 6 guru dan 5 tenaga pendukung.
Kepala SDN Tulusrejo 4 Purnomo Sigit mengatakan, kondisi ini bukan kali pertama terjadi. Pada 2023, sekolah ini hanya menerima tiga siswa baru.
“Kami di sini mulai Februari baru pertama kali masuk ke sini. Karena sekarang serba virtual, maka kami mencari siswa juga secara virtual. Tapi kami terkendala websitenya itu, namanya benar SDN Tulusrejo 4, tapi logonya pakai SDN Tulusrejo 3,” ujar Purnomo, Rabu (16/7/2025).
Menurut Purnomo, faktor demografis juga sangat berpengaruh. Sebagian besar warga di sekitar sekolah berusia lanjut, sementara keluarga muda banyak yang tinggal di luar kota.
“Di sini 80 persen itu usianya sudah tua atau memasuki masa pensiun, yang muda-muda itu sudah pindah. Makanya jarang ada anak kecil di sekitar sini. Terus di sekitar sini ada dua sekolah SDN Tulusrejo 1 dan 3 yang berdekatan,” katanya.
Meski hanya memiliki tiga siswa di kelas 3, dan 11 siswa di kelas 2, proses pembelajaran tetap berjalan normal. Justru, Purnomo menyebut ada keuntungan tersendiri dari jumlah siswa yang kecil.
“Ada plusnya, dengan siswa sedikit gurunya banyak, pendekatannya lebih intensif mengajarnya, lebih enak, kan lebih perhatiannya kalau yang masuk sedikit,” katanya.
Namun dia tak menampik bahwa sedikitnya siswa berdampak pada minimnya dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait