SURABAYA, iNews.id - Hari pertama Tarawih di sejumlah masjid di Surabaya, Jawa Timur dipenuhi ribuan jamaah. Di Masjid Al Akbar Surabaya (MAS) misalnya, sejak magrib tiba, ratusan jamaah sudah berjubel di pintu masuk masjid. Jalanan juga padat.
Kendaraan roda dua dan roda empat merayap dari tiga akses pintu utama menuju masjid. Sementara di dalam masjid, ribuan jamaah sudah terlihat khusyuk beriktikaf menunggu waktu isya tiba.
Munculnya berbagai aksi teror bom bunuh diri sejak Minggu, (13/5/2018) hingga penggerebekan terduga teroris Rabu (17/5/2018) dini hari, seolah tidak berdampak menurunnya jamaah tarawih. Tak ada ketakutan masyarakat untuk keluar rumah. Mereka tetap berangkat ke masjid dan musala untuk menjalankan salat tarawih.
Kondisi ini berbeda dengan dua hari sebelumnya. Sejak rentetan teror terjadi, suasana Kota Surabaya mencekam. Banyak masyarakat takut keluar rumah sekadar berbelanja dan liburan. Imbasnya, jalanan yang biasnya ramai menjadi sepi.
"Insyaallah aman. Apalagi ini puasa. Kemarin pas ada banyak teror bom sempat ketakutan. Sampai gak keluar rumah. Tetapi sekarang tidak lagi. Sudah berani. Mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa," kata Umi Anisah, warga Wonokromo yang datang ke Masjid Al Akbar bersama anak dan saudaranya.
Untuk menguatkan mental para jamaah tarawih, manajemen MAS melalui pengeras suara mengimbau kepada seluruh jamaah untuk tidak ragu dan takut datang ke masjid menjalankan ibadah. Sebab, manajemen MAS telah berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk bersama-sama menjaga keamanan dan menciptakan suasana nyaman beribadah.
"Kami memgimbau jamaah tetap datang ke masjid dan khusyuk menjalankan salat tarawih. Kami telah berkoordinasi dengan aparat untuk melakukan upaya prefentif terhadap kemungkinan terjadinya gangguan keamanan," katanya.
Manajemen MAS juga menyatakan prihatin dan bela sungkawa atas terjadinya teror bom hingga menewaskan sejumlah warga.
Imam sekaligus penceramah salat tarawih di MAS, KH Abdussomad Bukhori menyampaikan pesan bahwa teroris itu kesesatan. Islam, kata Abdussomad, tidak mengajarkan terorisme. "Terorisme bukan ajaran islam. Semua orang yang memahami islam pasti mengutuk tindakan terorisme. Sebab itu kejahatan kemanusiaan. dan ini diharamkan dalam agama," kata Ketua Majlis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur tersebut.
Karena itu, lanjut Abdussomad, umat Islam harus bersatu memerangi terorisme. “Mari kita semua bersatu. Mari kita semua waspada. Kembali tetap tenang dan tidak melakukan tindakan yang provokatif," katanya.
Tak hanya itu, Abdussomad juga mengajak umat Islam bersatu, mendukung program pemerintah. menghidupkan majelis-majelis taklim, menggalakkan sedekah dan membuka badan-badan zakat. "Ini penting, agar Islam kuat. Bangsa Indonesia juga kuat," tandasnya.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait