SURABAYA, iNews.id – Konvoi ribuan buruh membuat macet Jalan Ahmad Yani-Raya Darmo, Senin (20/11/2017). Arak-arakan buruh dari berbagai wilayah di Jawa Timur (Jatim) menutup semua ruas jalan. Akibatnya kendaraan umum maupun pribadi sulit melintas.
Para buruh seolah tak peduli dengan pengguna jalan lain. Bahkan, melalui pengeras suara, mereka sempat mengancam kendaraan pribadi yang nekat melintas dan tak mau berhenti. “Ayo semua tutup jalan. Jangan biarkan kendaraan pribadi melintas. Untuk kendaraan pribadi, silakan berhenti. Kalau kaca anda tidak mau pecah dan body mobil tergores. Ini adalah jalan kita,” kata seorang peserta aksi melalui pengeras suara.
Seruan ini langsung direspons oleh arak-arakan buruh bersepeda. Mereka menutup semua akses dan menghalangi pengguna jalan lain yang hendak melintas. Tindakan arogan ini sempat dicegah oleh aparat kepolisian yang mengawal. Namun, banyaknya massa buruh membuat petugas kewalahan.
“Daripada bikin onar, lebih baik mengalah. Akan kami kawal mereka hingga Grahadi dan Gedung DPRD Jatim,” tutur salah seorang petugas raimas (pengurai massa).
Infomasi yang dihimpun, pusat aksi akan digeser ke depan DPRD Jatim Jalan Indrapura dan Kantor Gubernur Jalan Pahlawan. Alasannya, Gedung Negara Grahadi dalam keadaan kosong. Para buruh yang konvoi menggunakan sepeda motor dan menggunakan puluhan unit bus pariwisata mengubah rute.
Salah seorang peserta aksi dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Jatim, Jumani mengatakan, aksi kali ini untuk menuntut Gubernur Jatim agar merevisi Pergub No 75/2017 tentang Penetapan Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK). Pasalnya, UMK yang ditetapkan kali ini tidak sesuai dengan Kebutuhan Hidup Layak (KHL) sesungguhnya.
“Gubernur adalah biang dari kesengsaraan buruh. UMK ditetapkan seenaknya. Karena itu, hari ini kami datang menuntut keadilan. Besaran UMK di ring satu sebesar Rp3,5 juta harus direvisi menjadi antara Rp3,8 juta sesuai survei KHL,” ungkap buruh asal Sidoarjo Kholid.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait