PACITAN, iNews.id – Ratusan pengungsi korban longsor dan banjir di Desa Klesem, Kecamatan Kebon Agung, Pacitan, Jawa Timur mulai terserang penyakit diare dan inspeksi saluran pernapasan atas (ISPA).
Tidak tersedianya sarana dan prasarana sanitasi yang layak diduga menjadi penyebab banyaknya warga yang terserang diare. Penyakit tersebut rata-rata dialami anak-anak dan balita.
Ratusan pengungsi tersebut sudah lima hari menempati posko bencana di sebuah sekolah di desa setempat karena rumah mereka diterjang longsor, serta sebagian terancam longsor susulan.
Salah seorang pengungsi, Suratno mengatakan banyak kendala yang dihadapi warga terutama air bersih dan tempat buang air besar.
“Kalau kekurangan banyak sekali. Air bersih yang paling dibutuhkan warga dan tempat buang air besar,” kata Suratno, Minggu (3/12/2017).
Petugas medis Puskesmas Kebon Agung, Denis mengakui banyak warga yang terserang diare dan ISPA akibat buruknya sanitasi dan kurangnya air bersih.
“Selama di pengungsian, para pengungsi mengalami diare dan ISPA. Hal ini terjadi karena terbatasnya air bersih dan sanitasi yang kurang layak,” ucapnya.
Kurangnya air bersih itu terjadi pada hari pertama dan kedua setelah kejadian longsor dan banjir karena semua akses menuju desa tertutup total. Bantuan seperti makanan, air bersih, dan obat-obatan baru mulai berdatangan empat hari setelah bencana.
“Untuk obat-obatan baru datang kemarin. Saat ini, yang paling diperlukan adalah kebutuhan makanan untuk balita dan bayi,” kata Ketua Pelaksana Pos Polindes, Sriyati.
Editor : Kastolani Marzuki