LAMONGAN, iNews.id – Labbaik allahumma labbaik. Labbaika laa syariikalak. Kalimat talbiah itu kini mulai dihafalkan Matoyin dan Muniroh. Ya, berkat kerja keras dan ketekunannya menabung, pasangan suami istri asal Lamongan, Jawa Timur yang hanya bekerja sebagai buruh angkut dan penjual kembang makam bisa berangkat haji tahun ini.
Hasrat dan niat suci ingin bisa menunaikan rukun Islam kelima membuat Matoyin bekerja keras tiap pagi mengangkut barang ke pasar. Begitu pun dengan istrinya, Muniroh. Dari hasil jerih payah berjualan kembang makam dan hasil kerja suaminya kemudian ditabung untuk ongkos naik haji.
Matoyin masih beraktivitas normal mengangkut barang ke pasar. Buruh angkut ini akan menunaikan haji 2 Agustus mendatang. (Foto: iNews.id)
Upah menjadi buruh angkut tidaklah terlalu besar. Untuk sekali angkut, Matoyin hanya diupah sebesar Rp3.000. Jika barang yang diangkutnya sedang melimpah, Matoyin dalam sehari bisa membawa pulang uang dalam jumlah yang lumayan. Dari hasil menjadi buruh angkut di pasar ini Matoyin menyisakannya untuk biaya berhaji selama puluhan tahun setelah dipotong untuk kebutuhan sehari-hari.
Matoyin menuturkan, niat berhaji ini dia buktikan dengan mendaftarkan diri pada tahun 2010 lalu. “Selama delapan tahun, saya berusaha untuk bisa melunasi biaya haji. Alhamdulillah, niat saya dan istri dikabulkan Allah,” kata Matoyin, Senin (16/7/2018).
Istri Matoyin, Muniroh juga tak kuasa menahan haru dan bahagia setelah bisa berangkat haji tahun ini. “Syukur alhamdulillah, akhirnya kami bisa haji tahun ini meski nabung sedikit demi sedikit,” ucapnya.
Matoyin dan Muniroh masuk kelompok terbang (Kloter) 48 dan dijadwalkan berangkat ke Tanah Suci Mekkah pada 2 Agustus 2018 mendatang. Meski mereka sudah bersiap menjalankan ibadah haji, matoyin dan Muniroh tetap menjalankan aktivitas seperti biasa yaitu menjadi buruh angkut dan menjual kembang makam. Mereka hanya berharap tetap diberi kesehatan.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait