MOJOKERTO, iNews.id – Puluhan ayam milik warga di Lingkungan Gunung Anyar, Kelurahan Gunung Gedangan, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, Jawa Timur (Jatim), mati mendadak. Warga khawatir, banyaknya ayam ternak yang mati secara beruntun itu akibat terkena virus flu burung.
Kejadian ayam mati secara mendadak dialami sejumlah warga RT 04/RW 08. Terhitung sekitar 40 ekor milik warga yang mati mendadak selama sepekan ini. Bahkan, beberapa ayam ternak warga mati tak tersisa. ”Saya punya 15 ekor ayam kampung piaraan. Sepekan ini, semuanya mati secara bergiliran,” kata salah seorang warga, Kariman, Selasa (23/1/2018)
Kariman adalah warga yang pertama kali menemukan ayamnya mati. Awalnya, hanya satu ekor. Sehari kemudian, tiga ekor ayam kampungnya menyusul hingga tak satupun yang tersisa. ”Awalnya saya anggap biasa. Tapi ini setiap hari ada yang mati hingga semua ayam saya habis,” tutur Kariman.
Peristiwa yang sama juga dialami empat tetangganya. Mengetahui ada yang janggal, dia dan warga lain mulai panik. Mereka khawatir jika ayam piaraan mereka mati mendadak karena serangan virus flu burung. Terlebih, Dinas Peternakan setempat belum memberikan kepastian terkait penyebab kematian ayam milik warga. ”Selama tujuh tahun saya memelihara ayam kampung, belum pernah ada yang mati,” ungkapnya.
Sunis, salah satu tetangga Kariman juga mengaku, beberapa hari ini ayam kampung peliharaannya mati mendadak secara beruntun. Dari sembilan ekor ternak, saat ini hanya tinggal satu ekor. Dia meyakini penyebab kematian ayam miliknya sama dengan milik Kariman. Apalagi, rumah mereka bersebelahan. ”Kami sudah melaporkan ini ke Ketua RT dan ada empat warga lain yang juga mengalami hal sama,” ujar Sunis.
Ketua RT 04/RW 6, Lingkungan Gunung Anyar, Joko Sutrisno mengatakan, dia menerima laporan dari beberapa warga terkait dengan kematian ayam ternak itu. Dia telah melaporkan masalah itu ke Dinas Pertanian Kota Mojokerto. Selasa (23/1/2018), petugas dari Dinas Peternakan Mojokerto telah mengambil sampel ayam yang mati. ”Namun, hasilnya belum disampaikan. Katanya masih diuji di laboratorium,” ujar Joko.
Petugas Dinas Peternakan, lanjut Joko, telah memberikan vaksin untuk ayam milik warga lainnya. Petugas juga meminta agar bangkai ayam yang mati tak dibuang begitu saja, melainkan harus dibakar untuk menghindari meluasnya peristiwa itu. ”Setelah ada petugas, warga membakar bangkai ayam yang mati. Warga memang mulai ketakutan jika ini adalah virus flu burung,” tuturnya.
Petugas Dinas Peternakan, lanjut Joko, juga menyampaikan kemungkinan penyebab kematian atam milik warga itu. Namun, alasan pancaroba yang disampaikan petugas dianggap tak masuk akal karena tak semua ayam milik warga mengalami hal yang sama. ”Kalau pancaroba, pasti semua ayam milik warga juga mati. Apalagi, ayam yang mati ini milik warga yang rumahnya bersebelahan. Kami meminta agar Dinas Peternakan segera memberikan kepastian agar warga tak panik,” ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian Kota Mojokerto Happy Dwi Prasetyawan mengatakan, dia sudah menerjunkan petugas untuk mengecek laporan warga terkait banyaknya ayam peliharaan yang mati mendadak. Mereka belum bisa memastikan penyebabnya karena masih menunggu hasil laboratorium dari sampel bangkai ayam yang mati. ”Akan kami sampaikan setelah ada hasilnya. Kami minta masyarakat jangan panik dulu,” kata Happy.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait