MALANG, iNews.id - Warga Malang memprotes dugaan prostitusi terselubung di dua hotel Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru. Mereka mendesak kedua hotel tersebut ditutup.
Protes warga tersebut disampaikan melalui spanduk yang dipasang di sejumlah titik menuju hotel. Masing-masing di Jalan Topaz, yang memasuki area RW 8 Kelurahan Tlogomas, di depan area hotel dan satu lagi terpasang di pertigaan menuju Jalan Akik.
"Warga RW 08 & Jamaah Masjid Menolak...! Kegiatan Prostitusi di Wilayah RW 08, serta Menuntut Penutupan Operasional Reddoorz & Smart Hotel Tlogomas. Jamiyyah NU Ranting Tlogomas, PKK RW 08, Masjid Ar Rahmat, Masjid Al Ghazali Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang," demikian tuntutan warga di spanduknya.
Salah satu Tokoh Agama RW 08 Ibnu Samsul Huda mengakui, spanduk tersebut merupakan wujud protes dan keresahan masyarakat atas keberadaan Reddoorz dan Smart Hotel yang berada di lingkungannya. Sebab, ada dugaan aktivitas prostitusi pada dua penginapan yang berada di Jalan Koral, Tlogomas, Kota Malang ini.
"Kami dari warga RW 08 dan jemaah masjid memasang spanduk di 5 titik sejak Jumat (12/5/2023) lalu, kemudian remaja Tlogomas memasang spanduk di 2 titik dengan bahasa malangan pada Sabtu (13/5/2023)," ucap Ibnu Samsul, dikonfirmasi pada Senin (15/5/2023).
Dia menambahkan, dugaan adanya aktivitas prostitusi itu berawal banyaknya perempuan yang berpakaian minim dan bertato yang keluar masuk area hotel. Apalagi, warga sudah lama melihat aktivitas tersebut sehingga kian memunculkan dugaan adanya aktivitas prostitusi.
"Pemasangan spanduk itu, karena sebenarnya warga sudah lama menduga ada kegiatan prostitusi. Karena banyak cewek berkeliaran hampir 24 jam dengan pakaian minim dan bertato. Baru Selasa (9/5/2023) lalu, kami mendapat temuan yang memperkuat dugaan kami," ujarnya.
Temuan tersebut yakni insiden pemukulan seseorang oleh satpam dan beberapa muncikari pada Selasa (9/5/2023). Berdasarkan penelusuran warga, diketahui peristiwa itu bermula dari aksi kejar-kejaran seorang perempuan dan laki-laki yang keluar dari salah satu penginapan tersebut. Laki-laki yang dikejar itu berlari hingga masuk perumahan atau permukiman warga.
"Ada yang menyampaikan bahwa perempuan (penyedia jasa prostitusi) dan pria (pelanggan) ini berada di satu kamar. Saat si perempuan cuci di kamar mandi, si pelanggan ambil uang yang sudah dibayarkan. Jadi bayar Rp300.000 yang diambil Rp100.000-an lari keluar," katanya.
Warga sempat menanyakan insiden pemukulan tersebut dan disebut merupakan pelaku pencurian. Namun anehnya usai ditangkap dan dipukuli pria itu dilepaskan begitu saja.
"Kalau memang melakukan pencurian kan diproses hukum. Ini malah dilepaskan begitu saja. Dari situ, warga semakin yakin bahwa penginapan itu digunakan sebagai tempat jual jasa prostitusi," katanya.
Wali Kota Malang Sutiaji mengakui ada permohonan penutupan dan pencabutan izin operasional penginapan yang diduga menjadi tempat prostitusi terselubung itu. "Saya sudah telepon Satpol PP juga (Untuk datang ke penginapan)," ucap Sutiaji kepada wartawan.
Dia menegaskan saat ada keresahan yang dirasakan warga dan terbukti, Pemkot Malang tidak segan-segan menutup penginapan tersebut. Kini Pemkot Malang sedang memastikan kebenarannya.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait