Potret Keraton Gunung Kawi Malang, Wisata Spiritual yang Ramai saat Malam Keramat (Foto: iNews/Avirista)

MALANG, iNews.id - Keraton Gunung Kawi menjadi salah satu objek wisata spiritual di Malang. Konon saat malam keramat, keraton yang berlokasi di Desa Balesari, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang ini kerap ramai dikunjungi masyarakat.

Jono, pemandu wisata Keraton Gunung Kawi mengakui, beberapa pengunjung yang sudah berkunjung lebih dari satu kali dan tujuannya tercapainya, biasanya akan datang kembali. Mereka datang ketika momen malam yang dianggap sakral.

"Kalau ramainya malam Jumat legi, sama kayak pesarean (di Gunung Kawi), orang sini sowan, kalau dapat rejeki syukuran, ramainya (untuk acara syukuran) biasanya," ucap Jono, Jumat (20/10/2023).

Potret Keraton Gunung Kawi Malang, Wisata Spiritual yang Ramai saat Malam Keramat (Foto: iNews/Avirista)

Selain proses syukuran dari tujuan yang sudah terpenuhi, biasanya para pengunjung akan datang untuk melakukan tawasulan, berdiam diri, berdoa, sambil memohon kepada Tuhan di area Keraton Gunung Kawi. Di lokasi itu mereka biasanya selain berdoa, juga akan memberikan sesajen kepada leluhur.

"Kalau orang tirakatan itu seloso Kliwon, Jumat Kliwon sowan, tawasulan, kalau hasil rezeki nggeh balik, kalau nggak ya nggak. Ritual memakai sajen, pasang sajen, terserah njenengan yang mau hajat," tuturnya.

Menurut Jono, ada tiga tempat yang biasa digunakan oleh para warga berdoa atau meminta sesuatu di kawasan Keraton Gunung Kawi. Pertama di area bangunan keraton, yang berada di bawah atau setelah gerbang masuk area Keraton Gunung Kawi.

Kemudian, area berikutnya yang biasanya digunakan berdiam diri dan berdoa, ziarah, yakni di bangunan makam Toenggol Manik Djaja Ningrat dan Toenggol Wati di atas bangunan keraton.

"Yang tingkatan tertinggi di Pesanggrahan Keraton Gunung Kawi, tapi itu tidak dibuka setiap hari. Kalau ada yang minta dan diizinkan oleh juru kuncinya biasanya, kalau ada keperluan saja dibukanya," kata warga Balesari, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang ini.

Jono menjelaskan, biasanya selama proses doa para pengunjung akan mengadukan tujuan mereka, berdoa meminta diberikan kelancaran rezeki. Dimana mereka juga biasanya mempersembahkan makanan untuk syukuran, beberapa sesajen, dan dupa.

"Dibatin tujuannya apa, tawasulan, dikasih lancar rejekinya. Ya paling satu jam, paling lama 3-5 jam, tujuannya sama yang penting berdoa. Satu jam sama semalam sama saja, kalau semalaman malah ketiduran," ucapnya.

Potret Keraton Gunung Kawi Malang, Wisata Spiritual yang Ramai saat Malam Keramat (Foto: iNews/Avirista)

Dia juga mengakui ada beberapa pengunjung yang datang bukan untuk tujuan berdoa, melainkan untuk mencari beberapa benda-benda berkaitan spiritual. Diakui memang di lokasi sekitar keraton, ada aktivitas pencarian benda-benda pusaka, hingga aktivitas berkaitan dengan gaib.

"Di sini orang itu macam-macam tujuannya, ada yang gaib tujuan Youtube, kadang salah sasaran. Orang tujuannya aneh-aneh, tuyul atau apa, padahal di sini nggak ada, itu cuma cara-caranya setiap orang berbeda-beda," tuturnya.

Para pengunjung yang biasanya berhasil dikatakan Jono akan kembali, untuk mempersembahkan syukuran sebagai rasa syukur akan rezeki yang didapat. Tetapi diakui hal itu tidak menjadi wajib dinominalkan atau ada patokan nilai.

"Urusannya apa, dikasih lancar berhasil, sukses, syukuran. Tergantung tamunya, yang punya uang tamunya, kalau ada rezeki ya dikasih, ya kalau terkabul kalau tidak kan tambah susah," ujarnya.


Editor : Nani Suherni

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network