Ilustrasi penembakan. (Foto: Okezone).

SURABAYA, iNews.id – Polda Jawa Timur (Jatim) meminta masyarakat tidak membuat kesimpulan sendiri atas kasus pembunuhan terhadap Panitia Pemungutan Suara (PPS) di Sampang Madura, Rabu (21/11/2018) lalu. Apalagi, mengaitkan kasus tersebut dengan pemilihan presiden (pilpres).

Saat ini penyidik Polres Sampang masih melakukan penyelidikan. Berbagai bukti dan fakta tengah dikumpulkan untuk mengungkap motif dalam kasus penembakan tersebut.

“Kami masih terus mendalami motif lain. Motif tersinggung karena status Facebook menyangkut pilpres diduga bukan motif utama,” kata Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Frans Barung Mangera, di Mapolda Jatim, Surabaya, Senin (26/11/2018).

Menurut Barung, kesimpulan atas motif tersebut akan terungkap dari fakta yang didalami polisi. Bukan hanya dari pengakuan pelaku atau bahkan saksi. Karena itu, publik diminta menahan diri, jangan sampai membuat spekulasi macam-macam.

Pernyataan Barung ini menanggapi kabar sejumlah media yang menyatakan, pembunuhan Sampang dilatarbelakangi perbedaan pilihan di Pilpres 2019.

"Tidak seperti itu, mohon waktunya (proses penyelidikan)," ujar Barung.

Sebelumnya seorang tukang gigi sekaligus anggota PPS di Sampang, Subaidi, tewas ditembak senjata api milik seorang wartawan, Idris. Beredar kabar, peristiwa ini dilatarbelakangi unggahan video korban di media sosial.

Kapolres Sampang, AKBP Budhi Wardiman mengatakan, kronologi penembakan terjadi saat korban melintas di jalan perbatasan antara Desa Sokobanah Tengah dengan Sokobanah Laok, Rabu (21/11/2018) pukul 13.00 WIB.

Saat itu pelaku menembak korban sebanyak satu kali, dan mengenai dada kiri bawah hingga tembus ke pinggang kanan. Korban kemudian ditemukan warga bersimbah darah dan dilarikan ke puskemas untuk dirawat.

Dari hasil pemeriksaan, pistol yang digunakan pelaku teridentifikasi sebagai senjata rakitan yang didapatnya dari seorang teman berinisial S.

"Identitas pelaku yakni Idris (30) warga Dusun Bates, Desa Tamberu Laok, Kecamatan Sokobanah. Dia memiliki senjata ini sewaktu konflik di Kalimantan," ujarnya.

Sementara itu korban penembakan Subaidi akhirnya mengembuskan napas terakhir Kamis (22/11/2018) pagi. Korban meninggal setelah menjalani perawatan intensif selama kurang lebih 24 jam di Rumah Sakit (RS) Dr Soetomo Surabaya.


Editor : Andi Mohammad Ikhbal

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network