SURABAYA, iNews.id – Jaringan Muslim Cyber Army (MCA) ternyata banyak beredar di Jawa Timur (Jatim). Hasil penyelidikan polisi MCA tersebar di sejumlah kabupaten dan kota dan telah membentuk sejumlah komunitas dengan anggota hingga ribuan akun di media sosial.
Seperti jaringan lain, MCA dinilai kerap menciptakan kekacauan dengan menebar isu hoax serta memproduksi konten bernuansa ujaran kebencian di media sosial. Kasus teror bernuansa agama di beberapa daerah, seperti Tuban, Lamongan dan Kediri beberapa waktu lalu diduga dikreasi oleh MCA.
Fakta tersebut terungkap setelah Tim Subdit V Siber Direktorat Resere Kriminal Khusus (Ditreskrimsu) Polda Jatim menangkap enam pelaku penyebar isu hoax. Diketahui, dua di antaranya adalah anggota jaringan MCA yang bernama Muhammad Faisal (35) asal Surabaya serta ER warga Sidoarjo.
"Dua orang ini kerap membuat ujaran kebencian di media sosial. Di antaranya adalah menyebarkan isu PKI dan menuduh kelompok tertentu menjadi dalangnya," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera, Jumat (2/3/3018).
Barung meyakini, jaringan MCA di Jatim masih sangat banyak jika melihat aktivitas digital yang cukup masif. Dia menduga ada donatur yang menjadi sponsor atas gerakan tersebut.
"Dugaan kami memang demikian (ada sponsor). Tetapi ini masih diselidiki," katanya.
Barung mengatakan, Polda Jatim telah menerjunkan tim untuk mengusut jaringan tersebut. Tim tersebut bejerja dengan dukungan penuh dari Mabes Polri.
"Meski begitu, kami juga berharap peran aktif masyarakat. Kalau memang ada informasi yang mengarah pada ujaran kebencian atau teror segera laporkan pada kami," ujarnya.
Wadirreskrimsus Polda Jatim AKBP Arman menambahkan, jaringan MCA terbilang rapi dalam menjalankan aksinya. Selain memiliki akun yang berbeda-beda mereka juga menggunakan jaringan terputus. Alhasil, kata dia, menjadi sulit mendeteksinya.
"Mereka punya semacam kelompok kajian. Mereka rutin bertemu. Kadang seminggu sekali. Kadang sebulan sekali. Tempatnya juga berpindah-pindah. Namun, materi pertemuannya apa, masih kita selidiki," kata Arman.
Sementara, Arman mengaku para anggota jaringan MCA sangat beragam. Mulai dari pedagang, pegawai swasta, hingga guru. "Anggotanya lintas profesi. Tetapi kalau pelajar tidak ada. Mereka punya dalih sama sehingga bergabung dengan MCA dan melakukan ujaran kebencian. Yakni membela agamanya," kata Arman.
Editor : Achmad Syukron Fadillah
Artikel Terkait