SURABAYA, iNews.id – Sepekan sudah pascaledakan bom di halaman Gereja Santa Maria Tak Bercela, Surabaya, Jawa Timur. Banyak hal yang telah berubah, namun hal itu tak menyurutkan niat ratusan jemaat datang ke gereja untuk beribadah.
Fajar mulai menyising saat jarum jam menunjukkan arah pukul 05.30 WIB. Sejumlah jemaat gereja tampak bergegas memasuki gedung gereja di Jalan Ngagel Madya Utara tersebut. Kedatangan para jemaat ini telah disambut petugas berseragam yang langsung melakukan standar pemeriksaan. Mereka mengantri untuk diperiksa dan dicek barang bawaannya. Setelah dinyatakan ‘bersih’, jemaat baru bisa memasuki halaman gereja dan masuk ke dalam ruang ibadah.
Pemeriksaan dan penjagaan ekstra ketat harus dilalui jemaat sebagai bentuk antisipasi terjadinya hal yang tak diinginkan. Bahkan, radius puluhan meter dari gedung tampak banyak petugas berjaga-jaga di sekitar lokasi. Bagian pertigaan di sisi kanan gereja juga ditempatkan tanda larangan melintas dengan rambu petunjuk bertuliskan ada ibadah. Sementara di seberang gereja, stand by satu armada pemadam kebakaran (damkar) yang terparkir di tepi jalan.
Namun menariknya, tak sedikit pun terlihat wajah jemaat yang cemas dan rudung ketakutan. Mereka tetap penuh sukacita untuk mengikuti panggilan ibadah di masa tak menentu tersebut.
Ibadah misa pertama berlangsung khidmat. Ratusan jemaat tampak melipatkan kedua jemari tangan dan menaruhnya di dada sambil menaikan doa dan melantunkan kidung pujian. Lantunan nyanyian ibadah misa pagi itu terdengar begitu khidmat menggema dari dalam gedung gereja.
Misa pertama di Gereja Santa Maria Tak Bercela Minggu (20/5/2018) begitu berkesan. Bukan karena adanya perayaan, namun dengan ditempatkannya foto-foto jemaat gereja yang menjadi korban ledakan bom dalam bingkai ukuran besar. Di tengah kegetiran, jemaat hanya berserah kepada Sang Pencipta.
“Saya tidak merasa cemas, namun memang jumlah jemaat yang datang beribadah pagi ini menurun dibanding biasanya. Ada yang khawatir dan masih trauma, itu normal,” kata Iswarjianti, seorang anggota jemaat.
Senada juga diutarakan Lucas, jemaat lainnya yang menilai dampak psikologis masih berbekas di sebagian warga gereja. “Kondisi jemaat kami sudah berangsur-angsur membaik, tingkat kunjungan jemaat juga mulai meningkat walau memang ada penurunan,” ucapnya.
Diketahui, Minggu (13/5/2018) pekan lalu, bom bunuh diri meledak di areal Gereja Santa Maria Tak Bercela sesaat menjelang misa kedua. Ledakan itu menyebabkan sejumlah jemaat termasuk pelaku bom tewas, serta melukai puluhan orang lainnya.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait