BATU, iNews.id - Sejumlah pengelola wisata di Kota Batu berharap pemerintah segera memberi izin objek wisata beroperasi. Pasalnya, Kota Batu sudah masuk zona oranye dan kasus Covid-19 sudah menurun.
"Harapan kami seperti itu, destinasi wisata di Kota Batu sudah boleh beroperasi. Karena, destinasi wisata itu luar ruangan. Sementara mal indoor, jadi untuk safety (aman) lebih pada destinasi wisata," katanya, Minggu (29/8/2021).
Pihaknya memastikan telah mengantongi sertifikat CHSE (Cleanliness, Healt, Safety, dan Enviroment) atau sertifikat sehat dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Apalagi, di sejumlah tempat wisata yang memiliki sertifikat tersebut seharusnya sudah aman sesuai aturan protokol kesehatan dengan pembatasan kapasitas pengunjung.
"Kami ada CHSE. Itu kita sudah terapkan, karena sudah ada standar yang terukur. Sehingga, rasanya kami juga merasa layak untuk destinasi wisata bisa diperbolehkan dibuka," katanya.
Namun Sujud menegaskan, bahwa bila memang diizinkan beroperasi pihaknya sesuai sebelumnya hanya membatasi kapasitas maksimal 10 ribu dari total kapasitas maksimal mencapai 24.500 orang.
"Kapasitas Selecta, lebih dari 10.000. Pernah sampai 24.500 wisatawan. Tapi rata-rata 15.000. Kemarin PSBB, kami mengalah, kami tidak mengambil 15.000 tapi 10.000. Itu juga diambil 50 persen, hanya maksimal 5.000 wisatawan," ujarnya.
Harapan sama juga disampaikan Manajer Marketing dan Publik Relasi Jatim Park Group Titik S Ariyanti. Dia mengakui pembukaan tempat wisata diperlukan untuk menyelamatkan sektor perekonomian. Namun bila izin benar-benar dikeluarkan, pihaknya tak bisa serta merta membuka seluruh tempat yang ada.
"Kalau pemerintah sudah ketuk palu destinasi wisata boleh buka, kami kan nggak mungkin langsung buka semuanya. Kami masih lihat dulu pasarnya ada nggak, park mana yang perlu dibuka," ujar Titik.
Titik mengatakan, perlu melihat pangsa pasarnya terlebih dahulu mengingat untuk mengurangi beban operasional yang kian tinggi. Selain itu ada beberapa hal yang dipikirkan yang sebelum membuka tempat-tempat wisata.
"Kemungkinan-kemungkinannya seperti apa, dan sebagainya. Pasar mana yang punya demand cukup tinggi, kami mau bikin konsep promosi apa. Itu harus kami pikirkan dulu. Tidak bisa langsung buka semuanya. Kalau pengunjungnya tidak ada di bayar apa. Kompleks permasalahannya," katanya.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait