SURABAYA, iNews.id – Oknum pembina Pramuka di Surabaya, Jawa Timur (Jatim), Rahmat Santoso Slamet (30), mengungkapkan alasannya bertindak bejat mencabuli 15 anak didiknya. Rahmat mengaku sakit hati dan dendam karena saat kecil dirinya pernah menjadi korban pencabulan.
Pengalaman buruk itu mendorong dirinya melakukan perbuatan asusila terhadap para siswa. Rahmat mengaku memanfaatkan pengaruhnya sebagai guru Pramuka untuk memburu para korban.
“Tidak ada motif apa-apa. Saya (berbuat) begini, karena seingat saya, dulu pernah menjadi korban,” kata Rahmat saat berada di hadapan polisi, Selasa (22/7/2019).
Rahmat juga menampik disebut gay atau kelainan seksual, kendati hingga saat ini belum menikah. Bahkan di hadapan penyidik, laki-laki kurus itu juga mengaku punya pacar. “Saya gak suka laki-laki. Saya punya pacar,” ujarnya.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan, dalam aksinya, pelaku berdalih agar para siswa mengikuti pembinaan inti. Dia lantas memanggil anak-anak yang menjadi korban ke rumahnya di Kecamatan Tegalsari, Surabaya.
Pembina Pramuka di enam sekolah di Surabaya ini memaksa anak didiknya melakukan onani dan oral seks. Tak hanya itu, pelaku juga memasukkan tangan ke dubur para korban.
Kasus ini terbongkar atas laporan orang tua korban. Hasil penyelidikan polisi, ada 15 anak yang menjadi korban tindak asusila ini. Mereka terdiri atas siswa SMP dan SD.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait