SURABAYA, iNews.id - Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Surabaya, Jawa Timur (Jatim) kini memproduksi alat pelindung diri (APD) berupa baju hazmat. Sebelumnya pelaku UMKM ini memproduksi tas.
Andy Hwantono, kini tak memproduksi tas seperti hari-hari biasanya. Langkanya APD bagi tenaga medis di pasaran membuatnya tergerak membuat baju Hazmat.
"Ini sebagai bentuk partisipasi kami untuk tenaga medis, mengingat hingga kini masih kekurangan APD, padahal mereka di garda terdepan," ujar salah seorang pelaku UMKM, Andy Hwantono, Jumat (10/4/2020).
Tak hanya memproduksi baju hazmat, Andy dan karyawannya juga memproduksi masker kain.
Sebelum memproduksi APD, awalnya dia berniat merumahkan puluhan pegawainya karena tak ada pesanan. Namun rekanannya dari instansi pemerintahan maupun swasta yang juga pelanggan tas produksinya menginformasikan tingginya harga baju hazmat. Dia pun diminta memproduksinya.
"Akhirnya kami membuat, tentu tetap dengan standar medis. Ada yang kami sumbangkan, tapi ada juga pesanan. Intinya, kami berusaha membantu sebisanya," katanya.
Dalam sehari, dia mampu membuat 500-700 baju hazmat pesanan dari dalam dan luar kota. Hanya saja saat ini yang sulit adalah ketersediaan bahan baku.
Dia berharap pemerintah mengimpor bahan Non-Woven Polypropylene Spunbond 75 gram agar tetap bisa memproduksi dan memenuhi kebutuhan APD dengan harga terjangkau.
"Bahan baku yang sekarang harganya tinggi sekali, dan satu sisi bahannya juga langka. Jadi, sekarang ini ketersediaan bahan baku sangat dibutuhkan," katanya.
Editor : Umaya Khusniah
Artikel Terkait