SURABAYA, iNews.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyiapkan dua Pasar Tangguh Covid-19. Upaya ini dilakukan untuk menyongsong kenormalan baru (new normal) di pusat perokonomian di tengah Covid-19.
Kedua Pasar Tangguh tersebut masing-masing Pasa Genteng Baru dan Pasar Tambahrejo. Di pasar ini protokol kesehatan diterapkan dengan ketat. Namun, tidak menganggu aktivitas pedagang maupun pembeli di dalam pasar.
Kepala Bagian Perekonomian dan Usaha Daerah Pemkot Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, dua pasar tersebut digagas menjadi percontohan seluruh pasar tradisional di Surabaya. Secara bertahap, pasar-pasar lain juga disiapkan menjadi Pasar Tangguh.
Agus menjelaskan Pasar Tangguh ini konsepnya seperti Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo. Di dalamnya ada tim khusus atau satgas penanganan Covid-19. Satgas tersebut kolaborasi antara pengelola pasar dengan pedagang.
“Mereka memiliki tugas yang sama dengan warga di Kampung Tangguh, yaitu menangani Covid-19. Jadi ada Satgas Wani Sehat, Satgas Wani Sejahtera, Satgas Wani Jogo, dan Satgas Wani Ngandani,” katanya, Jumat (12/6/2020).
Ke depan, kata Agus, setiap pasar akan menjadi Pasar Tangguh. Petugasnya diisi pelaku usaha pasar, mulai dari pedagang,hingga karyawan pasar. Ketangguhan pasar itu nanti tergantung dari keaktifan kepengurusan untuk menjaga pasar di ancaman Covid-19,” ujarnya.
Direktur Teknik dan Usaha PD Pasar Surya Muhibuddin menambahkan konsep Pasar Tangguh yakni mengatur pasar sesuai protokol kesehatan. Misalnya, masuk pasar wajib pakai masker dan mencuci tangan.
“Kalau tidak pakai masker, tidak boleh masuk. Ini berlaku untuk pedagang maupun pengunjung,” katanya.
Contoh lain, masuk area pasar harus melewati cek suhu badan. Pedagang atau pengunjung yang suhu badannya 38 derajat atau lebih, diminta balik. “Demikian juga jika ada pedagang yang sakit, dilarang berjualan,” katanya.
Tak hanya itu, untuk menhindari kerumunan, alur pembeli di dalam pasar juga diatur satu jalur. Karena itu, pintu masuk dan pintu keluar pasar dipisahkan.
Selain itu, jumlah pengunjung pasar juga akan dibatasi. Jika kondisi di dalam pasar sudah ramai, maka pengunjung lain yang hendak masuk distop dulu. “Kami juga mewajibkan pedagang mamasang tirai plastik. Tujuaannya agar pedagang dengan pembeli tidak berinteraksi langsung,” ujarnya,
Bahkan, untuk proses transaksi, diatur menggunakan nampan. Caranya, uang pembelian tidak diserahkan langsung kepada pedagang, tetapi diletakkan dalam nampan, sehingga tidak terjadi sentuhan.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait