Keris Aeng Tong-Tong Sumenep

SUMENEP, iNews.id - Kerajinan keris dari Desa Aeng Tong-Tong, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, sangat tersohor. Selain kualitas dan nilai estetikanya yang tinggi, kerajinan keris dari Sumenep ini juga bertahan turun temurun sejak masa Kerajaan Sumenep.

Ketika itu, keris digunakan sebagai senjata untuk melawan musuh. Namun seiring berjalannya waktu, fungsi keris pun berubah. Kini, membuat keris, digunakan sebagai mata pencaharian mereka, karena memiliki nilai estetika yang tinggi.

Saat ini keris asal Desa Aeng Tong-tong dibuat untuk memenuhi pesanan para kolektor keris baik dalam negeri maupun mancanegara. Tak ayal, desa ini juga telah dinobatkan oleh UNESCO sebagai satu-satunya desa wisata dengan empu keris terbanyak di dunia.

Bahkan, demi pelestarian budaya berkelanjutan, anak usia Sekolah Dasar (SD) di desa Aeng Tong-tong sudah mulai menekuni pembuatan keris. Mereka belajar dari para orang tua, yang sehari-hari membuat keris untuk memenuhi permintaan pembeli.

Keris dari desa Aeng Tong-tong memang begitu istimewa. Hasilnya halus dan indah karena dibuat dengan standart estetika yang tinggi, baik keris maupun warangka atau sarungnya.

Selain menjadi koleksi atau souvenir, keris juga digunakan dalam rangkaian adat tertentu. Tak ayal, keris yang dibuat dengan cara tradisional tentunya membutuhkan waktu yang lama.

Mulai dari pemilihan besi, kemudian proses menempa dengan pemanasan hingga menjadi bentuk yang diinginkan. Dilanjutkan dengan penghalusan dengan gerinda, serta menambahkan tembaga atau emas yang akan diukir sesuai pesanan. Terakhir adalah proses penyepuhan agar muncul warna keris yang diinginkan.

Saking tersohornya, keris desa Aeng Tong-tong menjadi suvenir pada acara KTT G20 di Bali. Saat itu keris hanya dibuat 20 buah untuk masing-masing negara. Suvenir side event KTT G20 ini dipesan dengan bentuk yang bisa dengan mudah dibawa pulang oleh delegasi yang hadir.

Bupati Sumenep Achmad Fauzi mengatakan, keris memang sangat pantas dijadikan suvenir di ajang KTT G20 di Bali. Sebab, keris merupakan pusaka yang tidak ternilai dan tidak dimiliki oleh negara lain. "Keris juga telah mendapatkan pengakuan dari UNESCO dan Sumenep sebagai Kota Keris menjadi kekuatan dalam dunia tosan aji (benda pusaka)," katanya, Minggu (19/2/2023).

Ada beberapa hal yang dilakukan warga desa Aeng Tong-tong selain membuat keris. Mereka biasanya juga  menghelat ritual pencucian keris dan ziarah kubur kepada leluhur empu yang disebut dengan Penjamasan Keris. Biasanya ritual dilakukan bersama dengan pesta rakyat yang diramaikan dengan kesenian tradisional setempat.

Tak ayal, keunikan keris tersebut mengantarkan Desa Wisata Aeng Tong-tong masuk 50 besar desa wisata terbaik dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.


Editor : Ihya Ulumuddin

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network