Pakar Aswaja KH Misbahul Munir. (Foto: Dok.iNews.id)

JAKARTA, iNews.id - Memperingati hari besar Islam seperti Isra Mikraj, Maulid Nabi Muhammad SAW hingga peringatan 1 Muharram kerap dituding bid'ah. Wakil Ketua Lembaga Dakwah PBNU, KH Misbahul Munir menjelaskan bahwa tradisi memperingati hari besar Islam itu tidak bertentangan dengan syariat, ketentuannya ada di dalam Alquran dan hadis.

Menurut Kiai Misbah, jika peringatan Maulid Nabi Haram, seharusnya nabi yang pertama kali mengharamkan. Andaikan Anugerah Isra Mikraj itu haram, maka Alquran lah yang akan mengharamkan. Kalau peringatan tahun baru Islam itu haram, niscaya Alquran yang pertama kali mengharamkan. Kalau peringatan Nuzulul Qur’an itu haram, maka Alquran dan Nabi Muhammad SAW lah yang akan mengharamkan.

“Karena itu, sementara tidak melawan terhadap syariat, ketentuan Qur’an, dan hadits. Maka silahkan tradisi yang ada ini kita ramaikan, kita syiarkan,” ungkapnya melalui video unggahan Majelis Al Misbah pada Kamis (20/8/2020) seperti dikutip iNews.id dari laman dakwahnu.id.

Menurut Pakar Aswaja ini, ada sekelompok yang menilai apa pun yang tidak dilakukan Nabi harus ditinggalkan. Padahal, menurut Nabi Muhammad SAW: apa saja yang aku larang harus ditinggalkan.

“Ini kaidah al ngawuri alias sembrono. Akhirnya peringatan hari besar dikarungin tuduhan tuduhan Bid'ah, dholalah, pelakunya dijebloskan ke neraka. Karena kenyataan Nabi tidak pernah mengerjakan,” ungkap kiai asal Probolinggo, Jatim itu.

Penceramah utama di Program Kajian Islam Ahlussunnah wal Jama’ah (Kiswah) yang disiarkan iNews itu juga menjelaskan cara berpikir kelompok tersebut. Apa pun yang tidak dilakukan oleh Nabi harus ditinggalkan. Karena mereka memiliki prinsip Laukana khairon, Andaikan ini baik niscaya orang-orang dulu terlebih dahulu dan Nabi akan terlebih dahulu.

“Ini merembet ke banyak hal. Misalnya, kalau maulid nabi baik, niscaya nabi akan maulidan dulu. Kalau memang peringatan peringatan, maka nabi akan melakukan peringatan terlebih dahulu. Dan seterusnya. Hanya menggunakan rumus yang tidak dilakukan Nabi ya harus ditanggapi, ”ucapnya.

Berkatalah orang kafir kepada orang yang beriman: Andaikan baik, Islam itu baik, Agama nabi Muhammad baik, niscaya orang kami yang terdahulu tidak akan meninggalkan, akan melakukan terlebih dahulu.

“Itu ucapan orang kafir kok dipakai kaidah sama wahabi. Ini kan aneh, katanya ikut orang salaf kok ikut orang kafir,” ucapnya.

Berbeda dengan kalangan Aswaja, menurut Kiai Misbah yang harus ditanggapi adalah apa yang dilarang oleh Nabi. Rasulullah SAW ramah, keramahan saya melarang kepada kamu sekalian tentang sesuatu, tinggalkan. Kalau saya memerintahkan kepada kamu, kerjakan sebisanya. Dan ini yang diikuti oleh Islam ahlus sunnah waljamaah

ﻓﺈﺫا ﻧﻬﻴﺘﻜﻢ ﻋﻦ ﺷﻲء ﻓﺎﺟﺘﻨﺒﻮﻩ ، ﻭﺇﺫا ﺃﻣﺮﺗﻜﻢ ﺑﺄﻣﺮ ﻓﺄﺗﻮا ﻣﻨﻪ ﻣﺎ اﺳﺘﻄﻌﺘﻢ. رواه البخاري

“Kalau dilarang stop, jangan ditawar. Kalau diperintahkan, kerjakan sebisanya,” katanya.

Tidak adanya pelarangan dan perintah oleh nabi, artinya tidak dikerjakan oleh nabi namanya atarkuh. Bukan berarti menunjukkan hal tersebut haram.

“Dalam sebuah hadits populasi apa yang dihalalkan oleh Allah di dalam kitabnya, maka ya halal itu. Apa yang diharamkan oleh Allah ya haram, tapi apa yang didiamkan tidak diharamkan tidak di halalkan maka disinilah kita harus berhenti. Iya kita terima artinya apa itu kemurahan dari allah,” jelasnya.

Kiai Misbah juga menjelaskan bahwa Allah telah mengingatkan wama ana robbuka nasiyah. Allah SWT tidak lupa aturan-aturannya. Apa yang harus disampaikannya karena agama Islam itu sudah sempurna, hal itu disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW.

Terakhir, beliau mengingatkan kembali hal yang tidak dikerjakan Nabi, tidak otomatis menunjukkan haram. Cara menyikapi tradisi seperti Maulid Nabi, Nuzulul Quran, yang di zaman nabi tidak ada itu ada ukurannya.

“Ada ukurannya, jangan langsung tuduh haram, bid’ah, dholalah, tersesat. Ini ga mengerti, primitif namanya. Kalau ditinggal sama Nabi timbang dulu, tanyakan bertentangan dengan syariat tidak, dengan Quran tidak, Hadits, tidak,” katanya.


Editor : Kastolani Marzuki

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network