SURABAYA, iNews.id - Perkembangan teknologi terbukti membawa pengaruh baru dalam kaitan penentu pilihan pada Pilkada. Hasil survei yang dilakukan oleh Surabaya Survey Center (SSC) menunjukkan bahwa kini media sosial juga mulai dipandang oleh publik dalam penentu pilihan yang akan mereka ambil kelak.
Sebanyak 31,9% responden menganggap bahwa kini media sosial cukup berpengaruh dalam pilihan yang mereka ambil. Sementara, 13,6% lainnya justru menganggap media sosial menjadi sangat berpengaruh bagi diri mereka.
Media sosial seperti apa yang sering mereka akses? 71,6% responden sepakat bahwa aplikasi Whatsapp saat ini merupakan jenis media sosial yang paling sering mereka akses menurut mereka. Secara berturut-turut Facebook dan Youtube berada di posisi kedua dan ketiga dengan perolehan 67,8 serta 61,9%.
Menurut Peneliti Senior SSC, Imam Sofyan, media sosial di era saat ini memiliki tiga kekuatan utama. Ketiga kekuatan ini diyakini bisa berpengaruh kepada publik, terkait dengan kepentingan politik. Pertama, interaksionis yang berarti media sosial mampu memfasilitasi suguhan informasi interaktif pada semua lapisan kelompok masyarakat. Yang kedua, mobilitas yang berarti kecepatan dan keluasan informasi yang bisa diakses.
"Sementara untuk yang ketiga ini adalah media massa merupakan ruang simbolik handal. Itu berarti, media sosial menjadikan setiap individu publik sebagai konsumen, distributor, dan produser sekaligus. Itu juga memiliki makna bahwa siapapun pihaknya, dapat memproduksi informasi sesuai selera dan kepentingannya. Di sinilah media sosial menyajikan ruang bagi bertemunya semua kepentingan,” jelas Imam.
Karena itu, media sosial lanjut Imam menjadi sangat kuat untuk pengenalan kandidat dan pembentukan persepsi serta penggiringan opini pemilih. “Karena karakteristik pemilih di Jatim ini adalah masyarakat yang bercorak pedesaan atau tradisional, bukan masyarakat perkotaan atau para pemilih rasional,” katanya.
Untuk diketahui data-data tersebut di atas diperoleh melalui survei yang dilakukan oleh Surabaya Survey Centre di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur pada kurun waktu 25 November-8 Desember 2017. Survei tersebut dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan 940 responden. Tingkat kepercayaan dari hasil tersebut sebesar 95 % dengan margin of error 3,2%.
Editor : Himas Puspito Putra
Artikel Terkait