LUMAJANG, iNews.id - Musim kemarau ekstrem mengakibatkan krisis air bersih di sejumlah desa di Kabupaten Lumajang. Bahkan warga di Desa Jenggrong, Kecamatan Ranuyoso terpaksa memanfaatkan air sungai yang tersisa untuk kebutuhan sehari-hari.
Sejak beberapa hari terakhir, tempat penampungan air di Desa Jenggrong ini terus ramai didatangi warga. Penampungan air berukuran satu meter persegi itu menjadi tumpuan warga saat musim kemarau terjadi.
Berbekal jeriken, warga nampak bergantian mengisi air bersih meskipun debitnya kecil. Penampungan air ini menjadi satu-satunya sumber air bersih yang tersisa di desa ini.
Sebab, sumur dan sungai sudah mengering sejak satu bulan lalu. Tak hanya itu, sejumlah sumber air di wilayah ini juga teka mengeluarkan air lagi. Sebagian kubangan air bahkan telah keruh dan berwarna hijau.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga setempat mengandalkan tempat penampungan sumber air yang tersisa. Sebagian warga yang mampu membeli air dari truk tangki.
Untuk menghemat kebutuhan air bersih, sebagian warga mencuci baju dan mandi di sungai setempat. Kondisi ini terus terjadi di wilayah ini sepanjang musim kemarau. Sebab, biasanya merema mengandalkan air sumur untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
"Kalau kemarau begini ya ke sungai. Untuk cuci baju. Kalau untuk minum dan masak harus beli. Harus hemat air," ujar salah seorang warga, Suliana, Jumat (15/9/2023).
Atas kondisi ini, dia berharap hujan segera mengguyur desanya agar sumur-sumur warga kembali mengeluarkan air.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Rehabilitasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Reza Aditya, mengatakan, sedikitnya ada tujuh kecamatan di Lumajang yang mengalami kekeringan. "Kondisi ini terjadi akibat kemarau ekstrem," ujarnya.
Reza juga mengatakan, BPBD telah beberapa kali mendistribusikan air bersih kepada warga terdampak kekeringan. "Kami juga koordinasi dengan instansi vertikal untuk mendapatkan bantuan air bersih," ujarnya.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait