LAMONGAN, iNews.id - Untung (50) baru saja menutup tokonya. Pukul 22.00 WIB, tiba waktu bapak berkacamata itu untuk beristirahat setelah sedari pagi melayani pembeli.
Tak lama berselang seorang pembali datang. Laki-laki berjaket itu terlihat buru-buru. Seperti ada barang penting yang harus dibeli.
Mendapati pagar toko tertutup rapat, raut mukanya langsung pucat. Segera dia menunggangi motornya untuk pergi.
Melihat itu, tetangga Untung berteriak.
“Diketuk saja mas. Baru tutup. Paling belum tidur,” katanya memberi petunjuk.
Benar saja, Untung langsung keluar begitu mendengar ketukan pintu pagar. Untung membuka Sebagian pintu toko, lalu mempersilakan pembeli untuk masuk.
Rupanya laki-laki berjaket itu tengah mencari obat nyamuk dan kabel. Dia mengaku anak balitanya rewel. Tidak bisa tidur karena nyamuk banyak. Sementara kabel dibutuhkan untuk mengganti sambungan kipas angin yang putus.
“Nyamuk di rumah banyak. Biasanya diusir pakai kipas angin. Tapi rusak. Mungkin kabelnya putus. Untuk sementara diusir pakai obat nyamuk dulu,” tutur laki-laki Bernama Baihaki itu.
Sementara itu, Untung mengaku terbiasa melayani pembeli meski toko sudah tutup. Sebab, dia tidak ingin mengecewakan pembeli.
“Takutnya ada yang penting. Kapan hari juga pernah ada yang datang malam-malam. Cari obat merah dan perban karena ada yang kecelakaan,” katanyaa.
Toko Ngada Indah milik Untung di Desa Sukolilo, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan itu memang terbilang lengkap. Selain kebutuhan sehari-hari, toko yang semula hanya jualan sembako itu juga menyediakan barang-barang elektronik, termasuk obat-obatan.
Itu sebabnya, toko yang berada di tepi jalan desa itu sering menjadi pilihan para pembeli.
“Toko ini sudah 30 tahun. Dulu masih kecil. Isinya juga terbatas sembako,” katanya, Selasa (30/4/2024).
Sejarah itu pula yang membuat Untung tidak mau menolak pembeli. Pukul berapa pun, sepanjang masih belum tidur, dia akan berusaha melayani.
Untung sadar, berkembangnya toko Ngada Indah seperti saat ini juga berkat jasa para pembeli. Karena itu, pantang bagi dia untuk membuat mereka kecewa.
Apalagi, dari toko ini pula Untung bisa mengantarkan dua anaknya lulus dari perguruan tinggi hingga menjadi guru pegawai negeri. Capaian itu jauh melebihi mimpinya sebagai orang desa yang hanya lulusan SMEA.
“Dulu mikirnya anak enggak sampai putus sekolah. Bersyukur sekali sekarang bisa jadi guru PNS,” katanya.
Untung bercerita, sebelum merintis usaha toko tahun 1994, dia merantau ke Kabupaten Ngada di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Di sana Untung berjualan jam tangan hingga tiga tahun lamanya.
Hasil tabungannya di NTT inilah yang dijadikan modal untuk merintis usaha toko. Untuk mengenang masa sulit di perantauan Untung bahkan mengabadikan Kabupaten Ngada menjadi nama toko seperti saat ini.
Menjaga Denyut Ekonomi
Perjuangan Untung untuk bisa mandiri dari usaha toko di tanah kelahiran berbuah manis. Toko yang semula kecil terus berkembang mejadi lebih besar.
Kendati demikian, pandemi Covid-19 sempat membuat usahanya keteteran. Penjualan lesu hingga modal terus berkurang.
Beruntung, dia mendapatkan manfaat dari program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dank Bank Rakyat Indonesia (BRI). Tahun 2020 lalu, Untung mengajukan kredit sebesar Rp50 juta ke BRI Cabang Sukodadi untuk modal usaha.
Suntikan modal inilah yang membuat laju operasional tokonya tetap terjaga. Untung bisa mengisi tokonya dengan barang-barang yang banyak dibutuhkan pelanggan, sehingga mereka tidak pindah ke toko-toko waralaba.
“Apa yang dijual di minimarket insyaAllah ada di toko ini. Makanya pembeli senang,” tuturnya.
Kisah Untung menjalankan usaha toko ini juga banyak dialami para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lainnya. Denyut ekonomi mereka tetap terjaga berkat uluran tangan perbankan sebagaimana dilakukan BRI lewat program KUR-nya.
Pinjaman dengan suku bunga kecil dan persyaratan tak rumit menjaga asa para pelaku UMKM untuk terus bangkit. Harapan ini tentu sejalan dengan cita-cita pendiri BRI Bei Aria Wirjaatmadja di Purwokerto 1895 silam.
Bank yang semula bernama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden itu bertujuan membantu masyarakat perdesaan untuk bisa berkembang.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait