MALANG, iNews.id - Jejak dakwah Sunan Ampel di Surabaya menyimpan sejarah penting tentang penyebaran Islam dan akulturasi budaya Campa di Jawa Timur. Dia dikenal pula sebagai Raden Rahmat, tokoh sentral dalam sejarah penyebaran Islam di Nusantara.
Nama Sunan Ampel identik dengan awal dakwah Islam di wilayah Jawa bagian timur. Perjalanan dakwahnya dimulai dari Surabaya, Jawa Timur.
Menurut Sedjarah Regent Soerabaja, Sunan Ampel bahkan disebut sebagai bupati pertama Surabaya. Tidak hanya menyebarkan ajaran agama. Dia juga memperkenalkan warisan budaya Campa, negeri asal leluhurnya yang kini bagian dari wilayah Kamboja.
Budaya Campa mulai masuk ke Jawa seiring kedatangan Sunan Ampel pascaruntuhnya Kerajaan Campa akibat serangan dari Kerajaan Koci (Vietnam). Pengaruh budaya ini masih terlihat dalam kehidupan masyarakat Jawa hingga kini.
Salah satu pengaruh mencolok adalah dalam istilah panggilan untuk orang tua dan saudara. Sebutan “mak” atau “emak” untuk ibu diyakini berasal dari Campa, menggantikan istilah Majapahit seperti “ina” atau “ibu”.
Panggilan terhadap kerabat juga ikut berubah berkat pengaruh budaya Campa. Sebutan “raka” yang dulu digunakan berubah menjadi “kak” atau “kang”.
Sementara istilah “rayi” untuk adik digantikan dengan “adhy”, yang lebih akrab di telinga masyarakat Jawa Timur saat ini. Anak kecil pun kini akrab disebut “kachong” atau “kachoa”, bukan lagi “rare”.
Sunan Ampel dikenal dengan pendekatan dakwah yang santun dan sufistik, tidak menghapus budaya lokal, tapi menyelaraskannya dengan ajaran Islam.
Masyarakat Campa memiliki kepercayaan khas, seperti memperhatikan jumlah suara tokek, pantangan mengambil padi saat siang hari, hingga menyebut harimau dengan sebutan “Yang” atau “Ong” sebagai bentuk penghormatan.
Keyakinan terhadap makhluk halus juga mengalami pergeseran. Dari kepercayaan Majapahit seperti yaksha dan gandarwa, bergeser ke wewe, pocong, jin Islam, hingga arwah penasaran—semua ini menjadi bagian dari kepercayaan lokal yang bercampur dengan budaya Campa.
Sebagai tokoh Wali Songo, Sunan Ampel memainkan peran penting dalam menyebarkan Islam melalui jalur kekeluargaan dan pendidikan. Dia dikenal membentuk jaringan dakwah yang kelak dilanjutkan oleh murid dan keturunannya.
Beberapa tokoh besar yang meneruskan perjuangan Sunan Ampel antara lain Sunan Bonang, Sunan Giri, Sunan Drajat, hingga Sunan Kalijaga. Mereka melanjutkan model dakwah inklusif dan penuh toleransi yang telah dirintis di tanah Jawa.
Sunan Ampel diperkirakan wafat pada tahun 1479 Masehi atau 1401 Saka. Dia dimakamkan di kawasan Ampel, Surabaya, berdampingan dengan Masjid Agung Ampel.
Hingga kini, makam Sunan Ampel menjadi destinasi ziarah penting di Jawa Timur. Setiap tahunnya, ribuan peziarah datang untuk mengenang jasa tokoh besar yang menyebarkan Islam dengan damai dan mewariskan budaya Campa ke masyarakat Jawa.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait