SURABAYA, iNews.id - Pasukan Kerajaan Majapahit pernah dibuat kebingungan dan kewalahan ketika berperang melawan Kesultanan Demak. Saat itu langit tiba-tiba berubah gelap gulita hingga pasukan Majapahit tidak tahu mana kawan dan mana lawan.
Di kubu Kesultanan Demak sejumlah waliyullah seperti Sunan Kudus, Sunan Gunung Jati, hingga Sunan Giri turut berada di barisan memimpin penyerbuan ke Majapahit. Pertempuran itu berlangsung cukup sengit.
Pasukan Majapahit dengan sisa-sisa kekuatannya cukup tangguh melawan Demak. Menariknya pada "Sajarah Wali Syekh Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati: Naskah Mertasinga", terjemahan Amman N. Wahju, Demak menyiapkan beberapa pusaka sakti yang diklaim menjadi pamungkas perlawanan dari Kerajaan Majapahit.
Peti pusaka demikian namanya. Konon peti itu diperoleh dari Arya Damar di Palembang. Peti itu merupakan pusaka dari ibundanya yang bernama Indang Dalem Pita, adiknya Buta Ijo, yang diperisteri oleh Prabu Brawijaya dari Majapahit. Keistimewaan dari peti itu yakni bilamana dibuka dalam peperangan maka jagat akan menjadi gelap gulita
Musuh akan kehilangan penglihatannya, sehingga tidak tahu mana kawan dan mana lawan. Peti itu dibawa oleh Sunan Kudus untuk membalas kematian ayahandanya yang meninggal dalam pertempuran.
Benar saja, di tengah pertempuran sengit kedua pasukan, dengan sama-sama memiliki kesaktian sehingga pertempuran belum ada pemenangnya. Sunan Kudus pun mengeluarkan senjata pamungkasnya yang berupa peti pusaka.
Kemudian peti pusaka itu dibawa ke tengah-tengah pertempuran dan kemudian dibuka oleh Sunan Kudus. Dengan mengeluarkan suara menggelegar peti itu terbuka dan alam pun menjadi gelap gulita, bagaikan tengah malam. Bala tentara Majapahit menjadi bingung, tidak dapat melihat mana kawan ataupun lawan.
Kepanikan pun terjadi di pasukan Majapahit. Seketika alur pertempuran konon berubah. Hal ini dimanfaatkan oleh pasukan Demak lainnya yang melakukan serangan hingga akhirnya pasukan Majapahit melarikan diri. Alhasil pasukan Kesultanan Demak dengan Wali Sanga-nya berhasil mengalahkan Kerajaan Majapahit.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait